Mungkin karena terlalu terbiasa bersama,
atau terlalu sering berdebat,
dan saling mengejek.
Mungkin karena terlalu terbiasa bersandar,
dan bercerita,
atau bahkan menangis di hadapannya.
Sehingga bahkan dengan memikirkan perpisahan saja,
rasanya ada yang hilang,
dan hampa.
Mungkin karena tidak ada lagi teman berkelahi,
tempat curhat,
meminjam DVD korea,
dan bercanda.
Mungkin karena tidak ada lagi yang bisa diteror,
dikejar-kejar,
dan mengejar-ngejar.
Mungkin karena tidak ada lagi
yang akan menelpon,
dan menanyakan tentang validasi,
bahkan saat cuti melahirkan.
Mungkin karena tak ada lagi yang akan marah,
dan dimarahi,
tak ada lagi yang dikomentari,
dan mengomentari.
Mungkin karena tidak lagi leluasa menelpon tengah malam,
dan bercerita tentang validasi,
atau hanya sekedar untuk diam,
dan tak berkata apa-apa.
Mungkin karena jarak,
tak lagi bisa menelpon,
tak bisa lagi berteriak,
atau karaokean,
atau meminjam bahu untuk menangis.
To face so many farewell these days, somehow it hurts.
atau terlalu sering berdebat,
dan saling mengejek.
Mungkin karena terlalu terbiasa bersandar,
dan bercerita,
atau bahkan menangis di hadapannya.
Sehingga bahkan dengan memikirkan perpisahan saja,
rasanya ada yang hilang,
dan hampa.
Mungkin karena tidak ada lagi teman berkelahi,
tempat curhat,
meminjam DVD korea,
dan bercanda.
Mungkin karena tidak ada lagi yang bisa diteror,
dikejar-kejar,
dan mengejar-ngejar.
Mungkin karena tidak ada lagi
yang akan menelpon,
dan menanyakan tentang validasi,
bahkan saat cuti melahirkan.
Mungkin karena tak ada lagi yang akan marah,
dan dimarahi,
tak ada lagi yang dikomentari,
dan mengomentari.
Mungkin karena tidak lagi leluasa menelpon tengah malam,
dan bercerita tentang validasi,
atau hanya sekedar untuk diam,
dan tak berkata apa-apa.
Mungkin karena jarak,
tak lagi bisa menelpon,
tak bisa lagi berteriak,
atau karaokean,
atau meminjam bahu untuk menangis.
To face so many farewell these days, somehow it hurts.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar