Luna Lovegood inside. Noda Megumi outside.
Selasa, 18 September 2012
CERITA SAHABAT
"Jaga dia baik-baik. Dia yang akan memberimu keluarga."
Salah satu scene di dalam drama Korea Boys Before Flower itulah yang otomatis mampir di benakku saat kamu mengatakan sesuatu tentang dia.
Dear sobat,
Kamu tahu bahwa selama ini aku tidak pernah benar-benar percaya pada ramalan bintang, kartu tarot dan sebagainya. Karena masa depan begitu tidak jelas, lalu bagaimana orang bisa secara tepat memprediksi masa depan? Pun saat temanmu mencoba membaca masa depanku hanya dari fotoku, aku tidak terlalu percaya. Tapi prediksi temanmu tentang masa depanku sungguh membuatku ingin mempercayainya.
"Jangan selalu melihat ke depan. Mungkin masa depanmu justru ada di sampingmu, sangat dekat sampai membuatmu nggak sadar."
Begitulah katamu, menyampaikan kata-kata temanmu yang mencoba membaca masa depanku.
Aku memikirkannya kemudian di malam hari, apa maksud kata-kata temanmu yang cenayang itu. Aku mengaitkannya dengan orang-orang di sekitarku sekarang. Lalu aku terkejut sendiri ketika menemukan benang merahnya. Mungkinkah yang dimaksud temanmu sama dengan yang aku pikirkan?
Kurasa aku tahu siapa yang "disampingmu, sangat dekat" di dalam hidupku. Tapi betulkah dia? Sesekali aku pernah melihat ke samping, tapi selalu aku dapati dia melihat ke arah lain. Seolah-olah dia melihat ke depan, padahal seringkali menoleh ke belakang. Mungkin dia sedang merencanakan masa depan meski masih dihantui masa lalu.
Apa dia pernah menoleh ke arahku? Kata teman-temannya sih begitu. Tapi sejauh yang kulihat selama ini, setiap aku menoleh ke arahnya, dia tidak sedang menoleh kepadaku. Mata kami tidak pernah bertemu.
Dear sobat,
Lalu ingatkah kau saat aku memberitahumu nama orang yang kucurigai sebagai orang yang "disampingmu, sangat dekat".
"Nanti gue tanyain ke temen gue ya say," katamu saat itu.
Beberapa hari kemudian kamu mengatakan tiga hal padaku.
"Yang di depan lo itu sudah memasang batasan. Er,kalian sendiri sebenarnya sudah saling membatasi hati. Kalian hanya bisa sedekat keluarga," itu kalimat pertamamu.
Aku tahu. Aku selalu tahu bahwa kami tidak akan pernah bisa lbh dari menjadi keluarga. Aku cuma seringkali tidak peduli.
"Yang di samping lo itu, memang menaruh hati sama lo," lanjutmu.
Aku termangu. Kalau prediksi temanmu benar, kenapa sampai saat ini dia tidak pernah mengatakan apa-apa? Temanmu pasti salah membaca. Seperti pernah kubilang, meski banyak temannya mengatakan bahwa ia sering memperhatikanku, tapi aku tidak pernah melihatnya menoleh padaku. Yang kulihat, dia selalu menatap ke depan, atau ke belakang,,, tidak ke samping, tidak ke arahku.
Kalau benar perkataan temanmu bahwa dia "menaruh hati" padaku, kenapa dia tidak mengatakan padaku?
"InsyaAllah teman gue nggak salah," katamu meyakinkan. "Cowok itu nggak maju karena dia takut. Lo selalu melihat ke depan sih, nggak menoleh ke arahnya."
"Jadi?"
"Jadi, lo yang harus maju duluan."
"No! I won't!" aku menolak mentah-mentah. "Gue baru akan maju kalau gue udah yakin bahwa dia orangnya. Did she tell you that he is the one?"
"No. Bukan begitu kata-kata tepatnya. Dia bilang kedua orang ini akan baik kalau didekatkan."
Saat itulah aku teringat salah satu scene Boys Before Flower, kata-kata seorang biksu kepada Yoon Ji Hoo tentang Geum Jan Di: Jaga dia baik-baik. Dia yang akan memberimu keluarga.
Bukankah kalimat itu terasa begitu jelas artinya? Nyatanya tidak begitu. Memberimu keluarga ternyata tidak bisa serta merta diartikan sebagai pasangan hidup yang akan memberimu anak-anak dan keluarga. Di akhir cerita drama Korea tersebut, ternyata arti dari ramalan tersebut adalah bahwa gadis itu yang mendekatkan kembali Ji Hoo dengan kakeknya yang sempat terpisah lama.
Jadi saat kamu bilang bahwa kami adalah dua orang yang akan baik kalau didekatkan, aku tidak serta merta berani mengartikannya. Kamu pasti bilang aku bodoh, kawan, tapi aku akan tidak akan memulai. Aku akan menunggu.
Seperti kata-kata yang kudengar dari film He's just not that into you, "If a man really loves you, he will find one or another way to get closer to you." Kalau dia tidak mendekat,berarti dia tidak secinta itu padamu.
Jadi aku hanya akan menunggu. Membiarkannya mendekat. Kau tahu bahwa tidak semua orang kuat menunggu. Tapi aku salah satunya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
tulisan yang bagus!
BalasHapusTerima kasih kak Awan, sudah menyempatkan membaca :)
BalasHapus