Wahyu
mempercayai satu prinsip bahwa dua orang yang memiliki terlalu banyak kesamaan
tidak bisa bersatu. Kesempurnaan
hanya terjadi jika ada siang dan malam. Seperti hidupmu yang baru lengkap jika
ada senang dan sedih. Seperti sandal, baru bisa dipakai jika ada pasangannya,
yang bentuknya justru berkebalikan dengannya.
Begitulah hidup
pada akhirnya. Yin dan Yang, Surga dan neraka. Pagi dan petang. Laki-laki dan
perempuan.
Maka ketika
mengenal gadis itu, Wahyu segera tahu bahwa perempuan itulah yang akan
melengkapi hidupnya karena perempuan itu datang dari dunia yang berseberangan
dengannya. Gadis itu pecinta drama romantis, sedangkan dirinya penikmat film
laga. Gadis itu penikmat es krim, sementara dirinya maniak espresso. Wahyu
adalah seorang peneliti sains, dan gadis itu adalah mahasiswi filsafat.
Bagi Wahyu,
gadis itu adalah siang selagi dirinya menjadi malam. Wahyu selalu menganggap
gadis itu seperti musim semi karena keceriaan dan kehangatan kata-katanya. Dan
selagi semua orang merasa Wahyu seperti musim dingin yang kaku dan dingin,
gadis itu justru menganggapnya sebagai cowok musim panas. Gadis itu selalu
berkata: “I’m Spring, who turns you into who you are, Summer!”. Dan si manusia
salju merasa ada yang meleleh di dalam dirinya.
Wahyu bersyukur kepada teknologi bernama
internet yang telah mempertemukannya dengan si gadis musim semi. Diantara
segala perbedaan mereka, ternyata kata-katalah yang bisa menyatukan mereka.
Kecintaan mereka pada “kata”lah
yang membuat si blog-walker Wahyu bisa menemukan si gadis musim semi dan
cerpen-cerpen romantisnya. Dari kecintaan yang sama pulalah gadis pecinta
aksara itu bisa menemukan Wahyu dan puisi-puisi patah hatinya.
* * *
PecintaAksara
@PecanduKata Summer, apa kabar pagi? Matahari sudah terbit?
PecanduKata
@PecintaAksara Matahari boleh terbit. Apalah artinya kalau sakura belum mekar?
Apa kabar, Spring? RT @PecanduKata Summer, apa kabar pagi? Matahari sudah
terbit?
PecintaAksara
@PecanduKata Sakura mekar malam tadi. Dikirimkan kepada musim panas sebagai
pembuka hari. http://pecintaaksara.blogspot.com/sakura_untuk_musim_panas
Wahyu mengklik tautan yang
dikirimkan si gadis musim semi kepadanya. Beberapa detik kemudian sepotong
cerpen muncul di layar laptopnya. Dia tersenyum. Rasa hangat menyebar di rongga
dadanya.
PecanduKata
@PecintaAksara Tidak pernah ada sakura seindah yang diterima musim panas kali
ini RT @PecintaAksara Sakura mekar malam tadi. Dikirimkan kepada musim panas
PecintaAksara
@PecanduKata Isshoni hanami shimasho J
PecanduKata
@PecintaAksara Can’t wait to see you in someday of spring. To see sakura bloom.
PecintaAksara
@PecanduKata Can’t wait to spend whole spring with you, till the end of summer
* * *
PecintaAksara
@PecanduKata Baru baca puisimu, Summer. What’s wrong with your heart?
PecanduKata
@PecintaAksara Nothin’ wrong with heart, Spring. That’s me, without heart.
PecintaAksara
@PecanduKata saya suka bertanya2, kenapa sih puisi2 kamu tuh puisi patah hati
mulu? Kamu patah hati setiap hari?
PecanduKata
@PecintaAksara Patah hati yang ga pernah selesai RT @PecanduKata Kamu patah
hati setiap hari?
PecintaAksara
@PecanduKata Haha, move on dong J
PecanduKata
@PecintaAksara Saya juga bertanya-tanya. Kok kamu bisa nulis cerpen cinta
melulu. Kamu jatuh cinta setiap hari?
PecintaAksara
@PecanduKata saya nggak pernah jatuh cinta tanpa disertai patah hati
Gadis pecinta
aksara itu selalu bisa membuat Wahyu terpesona. Gadis itu benar-benar kebalikan
dirinya. Meski sama-sama merasakan nelangsanya patah hati, gadis itu justru
memilih menulis kisah-kisah cinta yang membahagiakan, alih-alih dirinya yang
justru melukiskan kesengsaraannya lewat puisi-puisinya.
Wahyu mulai
mencandu setiap kata si pecinta aksara.
* * *
PecanduKata
@PecintaAksara can’t wait for tomorrow, Spring! I’m excited!
PecintaAksara
@PecanduKata me too! Beruntung banget ya kita berdua berhasil masuk seleksi
workshop penulisan itu J
* * *
PecanduKata
duduk ganteng di pojok, menunggu @PecintaAksara datang.
PecintaAksara
I’m here @PecanduKata ,,, where are you, Summer?
PecanduKata is
that you, the purple one, Spring? @PecintaAksara
PecintaAksara
@PecanduKata Yeah, it’s me! You can see me?
PecanduKata @PecintaAksara
how can i not see you, Sakura?
Rasanya seperti
telah mengenal gadis itu seumur hidupnya,Wahyu segera tahu bahwa itulah si
pecinta aksara. Dia melihat gadis itu berputar, mencari-cari dirinya. Dia
menikmati pemandangan itu. Gadis cantik dengan rambut sepanjang punggung.
Tubuhnya kurus dan kecil. Gerakannya lincah dan wajahnya cerah. Tepat seperti
yang dibayangkannya selama ini tentang gadis itu.
Wahyu berdiri,
dan menghampiri gadis itu. Si pecinta aksara berhenti berputar ketika melihat
seorang lelaki mendekat. Mata hitam bertemu mata hitam. Saat itu juga Wahyu
tahu bahwa gadis itulah yang akan melengkapinya.
“Pecinta
aksara?” Wahyu bertanya, setelah berhadapan dengan gadis itu.
Si gadis
tersenyum dan mengulurkan tangan. “Wanda,” katanya mengenalkan diri.
“Wahyu.” Dia
membalas uluran tangan gadis itu.
Lalu tetiba mata
Wahyu tertuju pada benda berkilau di leher jenjang gadis itu. Sebuah kalung
salib.
Dua orang yang
memiliki terlalu banyak kesamaan memang tidak bisa bersatu. Tapi dua orang yang memiliki
perbedaan yang terlalu besar juga tidak bisa disatukan. Wahyu baru saja
menyadari hal itu.
* * *
Dalam cinta,
kompromi dan pengorbanan adalah suatu keniscayaan. Demi yang tercinta kita
mengalah. Demi yang tercinta, kita mengkompromikan banyak hal. Tanpa saling
menyesuaikan diri, tidak akan ada cinta yang bertahan. Maka sesungguhnya
orangtua-orangtua kita yang berhasil melewati hari ulang tahun pernikahan ke 50
tahun bukanlah karena mereka tidak memiliki perbedaan, tapi karena mereka
berhasil mengkompromikan perbedaan-perbedaan masing-masing.
Meski demikian,
ada hal-hal yang tidak mudah dikompromikan meski cinta tak terelakkan. Wahyu
selalu merasakan dilema tak berkesudahan setiap kali bersama Wanda.
Beratus hari
lewat bersama Wanda, dan Wahyu masih juga tidak menemukan jalan tengah di
antara mereka. Gadis itu adalah penganut Katolik yang taat, sementara dirinya
dibesarkan di keluarga muslim yang sangat religius. Tapi demi gadis yang
dicintainya, ia berkompromi. Ia belajar untuk memahami yang dipercayai Wanda.
Hingga akhirnya ia menemukan jawaban. Dan dia memutuskan.
* * *
Dear Sakura,
Aku bertanya-tanya
Kenapa Tuhan mempertemukan dua perahu yang menuju
arah yang berbeda
Di suatu selat bernama kasih
Aku menduga-duga,
Apakah Tuhan hanya ingin menguji
Atau memberi petunjuk bagi salah satu perahu untuk
berbalik arah
Aku mencari-cari
Adakah arah lain yang bisa diarungi kedua perahu
bersama-sama
Aku meneliti sungaimu, dan sungaiku
Mencari di lautan manakah kita bisa bersatu, lalu
mengarunginya bersama
* * *
Dear Summer,
Pada perjalanan menuju ujung dunia
Aku bertemu banyak perahu di berbagai pelabuhan
Banyak yang menuju arah yang sama denganku
Tapi kenapa aku ingin ikut dengan perahu yang menuju
arah sebaliknya?
Kita sama-sama mencari
Muara dari sungai masing-masing
Dimana perahu kita bisa bertemu lalu berlayar searah
Tapi kita lupa,
Bukankah semua sungai akan bermuara di lautan
Dan lautan di manapun sama adanya
Kita berbagi air yang sama
* * *
Dear Sakura,
Kadang kita bertemu satu masalah
Agar kita mencari arti hidup yang sebenarnya
Kadang kita bertemu persimpangan
Agar kita menemukan jalan untuk dipilih
Kadang kita sampai ke suatu dermaga
Agar kita menentukan apakah ingin terus berlayar
Atau berlabuh
Kadang kita dipertemukan dengan satu cinta
Hanya agar kita tahu bahwa ada cinta lain yang lebih
kita cintai
Bahwa ada cinta lain yang lebih besar
Kamu, yang memanggil Tuhan dengan nama yang berbeda,
Jangan tanyakan arah padaku
Karena seperti katamu, lautan di manapun berbagi air
yang sama
Tapi seperti ikan di samudera artik,
aku hanya bisa berada di sini, tidak di lautan yang
lain.
* * *
Ya kamu, yang memanggil Tuhan dengan nama yang
berbeda,
Orang bilang, apalah arti sebuah nama
Tapi bagi kita, nama berarti segalanya
Bagiku, lautan dimanapun berbagi air yang sama
Tapi kau benar, tidak semua ikan bisa hidup di
samudera artik
Seperti itu juga aku
Beri aku waktu,
Mungkin sementara aku akan memanggilmu “musim gugur”
Karena cuma kamu yang berhasil membekukan perasaan
Dan kamu yang pertama bisa membuatku menuliskan
puisi patah hati
* * *
Pecinta Aksara,
Yang aku candui kata-katanya setiap kali,
Kamu percaya jodoh?
Aku percaya.
Kamu percaya kebetulan?
Aku tidak percaya.
Kau dan aku adalah jodoh, dan pertemuan kita bukan
kebetulan.
Tapi jodoh tidak melulu tentang kisah Romeo dan
Juliet.
Kadang kita dipertemukan dengan satu cinta
Karena cinta itu akan mempertemukannya dengan cinta
yang lain
Sekarang aku tidak bertanya lagi,
Kenapa Tuhan mempertemukan dua perahu yang berbeda
arah
Semata agar sang nahkoda mengenal tujuannya dan
menentukan arahnya sendiri.
Kenapa Tuhan mempertemukan kita?
Agar aku dan kau mencari tahu tentangNya
Agar lebih mengenalNya
Dan makin mencintaiNya
Meski mungkin dengan cara yang berbeda.
And for me, you’re still my sakura.
You are indeed the spring, who turns me into who I
am.
* * *
Wahyu tidak
pernah mengerti kenapa orang seringkali mendefinisikan kedekatan laki-laki dan
perempuan hanya dengan dua definisi: cinta dan tidak cinta. Karena Wahyu tidak
bisa mendefinisikan hubungannya dengan Wanda dengan sesedernaha itu.
Cinta. Bisa jadi
sederhana dan rumit dalam waktu yang sama.
Beberapa musim
semi dan musim panas telah lewat. Mereka masih memanggil Tuhan dengan nama yang
berbeda. Masih berlayar menuju samudera yang berbeda. Tapi sesekali kedua
perahu masih bertemu di suatu selat bernama kenangan.
Jika kebetulan
bertemu, mereka akan bertukar cerita dan puisi. Kali lain mereka memberikan
nama bagi awak baru di kapal tetangganya.
“Anak perempuan
seharusnya diberi nama oleh ibunya,” kata Wanda, ketika Wahyu meminta
pendapatnya.
“Kalau kamu
punya anak perempuan, kamu kasih nama siapa?” tanya Wahyu.
Wanda mengelus
perutnya yang besar. Lelaki kecil berdiam disana, tertidur.
“Maria. Aku
kasih nama itu,” kata Wanda. Lalu dia merasakan lelaki kecil di perutnya
menendang terlalu keras. Dia mengaduh.
“Kenapa?” Wahyu
bertanya ketika perempuan hamil di hadapannya mengaduh sambil memegangi
perutnya.
“Si ganteng ini
kayaknya nggak setuju kalau teman mainnya nanti bernama Maria,” kata Wanda
sambil nyengir kesakitan. “Gimana kalau Maryam?
Kamu suka nama itu?” Wanda bertanya pada lelaki kecil di perutnya. Dan lelaki
itu menjawab dengan tendangan lembut. Wanda tersenyum.
“Maryam. Si
ganteng ini ... “ Wanda menunjuk perutnya, “lebih senang kalau teman mainnya
nanti bernama Maryam.”
Wahyu tersenyum.
“Si ganteng yang pintar,” dia memuji lelaki kecil itu.
“Trus, menurut
kamu, teman main Maryam harusnya namanya siapa?” Wanda balik bertanya.
Wahyu tersenyum
kepada lelaki kecil di perut Wanda. “Sesuai dengan wajahnya yang ganteng,
seharusnya dia bernama Yusuf.”
Wanda mengelus
perutnya. Lelaki kecil itu mendengkur.
“Dia setuju,”
kata Wanda.
Orang-orang
bilang, lelaki dan perempuan tidak pernah benar-benar bisa murni bersahabat.
Tapi kalau saja dirinya seorang budhis, Wahyu mungkin akan percaya bahwa pada
kehidupan sebelumnya, dirinya dan Wanda adalah kakak beradik.
Ringkihku terbias dalam
kisah semu
Manisnya tersamar dan
tak bermuara
Bergumul dalam rasa
yang begitu nyata
Sangat dekat, tanpa
sekat, tapi terasing
Dalam senyap kau dan
aku saling merindu
Namun terpisahkan
keadaan
Kita hanya dua manusia
Berharap bersama meski
tak mungkin
Menepi di pelataran
senja dan terdiam
Semesta menertawakan
kau dan aku
Rindu ini meradang
Tak berarah dan tak
hilang
Kemana harus melangkah?
Sementara kita tak
berkisah
(Kisah
Semu, FIERSA BESARI)
* * *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar