"Udah mau pulang?"
"Kenapa?"
"Yuk,pulang bareng."
"Duluan aja. Saya masih lama."
* * *
"Kamu dimana?"
"Masih di atas."
"Udah mau pulang?"
"Belum."
"Masih lama nggak?"
"Masih."
"Saya ke mall dulu sebentar ya. Ada yang perlu saya beli. Tunggu saya."
"Nanti saya pulang sendiri aja."
"Oh."
"Hmm."
"Lain kali saya antar ya?"
"Hmm."
* * *
"Belum pulang kan? Pulang yuk, sekalian makan malam."
"Saya udah makan."
"Sama ... dia ya?"
"Hmm."
"Oh, oke. Saya pulang ya."
"Hati-hati di jalan."
"Kapan saya bisa antar kamu pulang?"
"Hmm."
* * *
Aku bukan tidak mau pulang bersamamu. Aku cuma ingin pulang ke hatimu, rumah bagi jiwaku. Tapi rumah itu sudah dimiliki orang lain kan? Meski orang itu sudah pergi dan meninggalkan rumah itu kosong tak terawat? Kau cuma memintaku singgah untuk menyirami halamannya kan? Kau tidak benar-benar ingin aku tinggal dan menetap disana kan?
Jadi berhentilah mengajakku pulang. Aku tidak punya tempat pulang jika bukan ke hatimu.
Baca ini lagi, jadi inget adegan di film Habibie&Ainun. Saat ditanya oleh Ainun, "Kemana kita sekarang?", Habibie tidak menjawab, hanya menunjuk ke hati Ainun.
BalasHapus*Kalo sekarang jadi:
"Mau kemana kita?",
"Ke hati muuuu.." :p
Ahahahahaha,,,, romantisnya to the point banget ya pak habibi itu :)
BalasHapus