Pernah nggak?
Suatu hari saat kamu tidak
menunggu siapapun, seseorang mengetuk pintu
Kamu mengintipnya lewat jendela
Bukan orang asing, tapi juga
bukan orang yang kamu duga akan datang
Juga bukan orang yang sedang
kamu harapkan bertamu
Awalnya kamu biasa saja,
membuka pintu yang sudah lama terkunci
Menerimanya di teras depan
Lalu tiap hari dia mengetuk
pintu, membuatmu mempersilakannya masuk
Awalnya hanya lima menit,
lama-lama ia bertamu berjam-jam
Dan kamu mulai membukakan pintu
ke ruang tamu
Dia menawarkan kebersamaan,
yang awalnya tidak kamu harapkan, tapi toh akhirnya membuatmu kecanduan
bersamanya
Membuatmu ingin menawarkan dia
untuk tinggal lebih lama
Supaya bisa bercerita lebih
panjang,
Tentang foto-foto di ruang
tamu, bahkan sampai kotak harta karunmu yang kamu simpan rapi terkunci di
lemari kamarmu
Tapi toh dia harus pulang
setiap kali malam datang
Kamu ingin dia tinggal selamanya
disana dan tidak pergi lagi
Padahal sejak awal kamu tahu
kalian tidak mungkin bisa bersama
Mungkin karena begitu banyak
perbedaan, terlebih justru karena satu persamaan
Pernah nggak?
Suatu ketika, dia tidak lagi
mengetuk pintumu setiap hari
Jarak dan kesibukan selalu
menjadi penyebab
Lalu kamu merasa ada yang
hilang
Kamu pikir hanya rutinitas yang
hilang
Tapi ternyata tidak
Lalu percakapan hanya terjadi
singkat-singkat
Hanya jika kalian berpapasan di
depan rumah
Kamu ingin bertamu ke rumahnya,
memulai percakapan, tapi takut mengganggu kesibukannya
Padahal mungkin – hanya mungkin
– dia takut kamu bosan menerimanya
Dia sedang menunggu kamu yang
memulai
Bertamu ke rumahnya, supaya dia
bisa bercerita tentang foto-foto di ruang tamunya, dan kapsul waktu yang dia
simpan terkubur di halaman belakang rumahnya
Kamu mulai menduga
Mungkin kamu hanya pengisi
waktu baginya
Saat dia kembali sibuk, dia
sudah tidak memerlukanmu
Lalu kamu berkesimpulan
sendiri, sudah waktunya untuk mengunci pintu lagi
Toh dulu kamu sendirian,
sebelum dia mengetuk pintu.
Mungkin kamu akan segera
terbiasa sendirian lagi.
Sama seperti dulu.
Tapi ternyata, semuanya tidak
pernah sama lagi.
Pernah nggak?
Hal itu terjadi pada hatimu?
belum pernah kakak
BalasHapusAlhamdulillah belum pernah :)
HapusPernah. And then I am moving on... :)
BalasHapusAlhamdulillah udah move on :)
Hapus