Tidak ada waktu yang layak dibenci
Karena waktu tidak pernah salah
Bahkan Tuhanpun bersumpah atas nama waktu
Kamu,
Banyak orang
yang benci kamu. Katanya saat kamu datang, orang-orang terpaksa melepaskan
kesenangan mereka. Saat kamu hadir, mereka serasa ditarik paksa dari surga dan
diceburkan ke neraka. Mereka ngomong begitu seolah-olah mereka sudah pernah ke neraka atau ke surga.
Kamu,
Banyak orang
yang benci kamu. Mereka bilang, kekejaman dunia dimulai ketika kamu muncul.
Terutama mereka yang tinggal di kota besar, sangat membencimu. Katanya, mereka
terpaksa menghadapi kekejaman bos mereka gara-gara kamu. Mereka terpaksa
menempuh macetnya jalan, busuknya udara dan kerasnya kehidupan ketika kamu
datang.
Maaf,
Dulu aku
seperti mereka. Membencimu sama besarnya. Mengira semua beban hidup ditumpukan
di pundakku tiap kamu menyapa. Segala ketakutan akan tumpukan pekerjaan, amarah
bos, tuntutan rilis produk dan ketatnya GMP bercampur aduk, lalu aku limpahkan
semua kekesalanku padamu. Seolah-olah itu semua salahmu. Seolah aku tidak
bertanggung jawab sama sekali atas segala kesialan itu.
Maaf,
Dulu aku
seperti mereka. Tapi sekarang tidak lagi.
Pekerjaanku kini
lebih banyak. Deadlinepun sering
berubah menjadi deathline. Banyak bos
yang menuntut banyak hal. Tapi aku tidak lagi menyalahkanmu. Aku belajar
menerimamu. Aku belajar mencintaimu.
Dan seperti
kata pepatah, jika kita mencintai sesuatu, ia akan balik mencintai kita sama
besarnya. Kini aku rasa, kamu telah jauh lebih ramah padaku.
Hidup tetap
berat. Tapi aku menjalaninya bersamamu. Hidup kadang sesak. Tapi aku tetap bernafas
pada suatu kamu.
Bukankah
semua pekerjaan sama melelahkannya? Kita hanya bisa memilih apakah akan
menjalani kelelahan yang menyenangkan atau kelelahan yang menyesakkan.
Aku memilih
menjalani kelelahan yang menyenangkan. Itu kenapa aku kini tidak lagi
membencimu. Karena bertemu denganmu sama artinya dengan bertemu adik-adik itu.
Adik-adik yang aku saksikan perubahannya dari waktu ke waktu. Karena dengan
mencintai mereka, aku belajar mencintaimu.
Senin,
Aku tidak
lagi membencimu. Aku mencintaimu sebagaimana adanya kamu. Karena hanya dengan
melaluimu, aku bisa bertemu mereka. Murid-murid kesayanganku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar