Hari Pertama
Hai Fian,
Apa kabar?
Kalimat
ini biasanya ditanyakan oleh seseorang kepada kawan yang sudah lama tidak
ditemuinya. Tapi nggak apa-apa kan saya menanyakan pertanyaan ini ke kamu? Saya
anggap kamu teman lama, sebagai sesama Dumbledore’s Army, meski di dunia Muggle
ini kita baru saja berkenalan. Tidak perlu menutupinya lagi. Kalau kamu bukan
Dumbledore’s Army, nggak mungkin kamu bisa menjawab pertanyaan itu dengan
jawaban seperti itu. Mengaku saja lah.
Dear Fian,
Ini surat
pertama saya dari rangkaian program 30 Hari Menulis Surat Cinta untuk kategori
Dua Hati. Sudah tiga tahun berturut-turut saya mengikuti program ini tiap bulan
Februari. Baru tahun ini ada kategori Dua Hati ini. Dan meski tidak punya
partner untuk saling berkirim surat, saya tetap mendaftar.
Beruntung
karena Bosse yang baik hati berinisiatif “menjodohkan” para peserta Dua Hati
yang belum punya sahabat-pena. Dia membuat kuis yang terdiri dari beberapa
pertanyaan. Berdasarkan kecocokan jawaban para peserta, Bosse memilih pasangan-pasangan
kategori Dua Hati.
Dan
pertanyaan itulah yang mempertemukan kita.
Apa yang kamu lakukan untuk melupakan
masa lalu?
Diantara
sekian banyak peserta, hanya kita berdua yang menjawab begitu. Itu mengapa saya
yakin bahwa kamu adalah anggota Dumbledore’s Army. Kamu dari asrama mana?
Hahaha.
Obliviate.
Salam
kenal, Fian. Let us jinx each other.
Haha.
* * *
Hari Kedua
Hai Fajar,
Alohomora! Buka pintunya dan ijinkan saya masuk.
Senang berkenalan, Sobat! Percuma aku menyamar
menjadi Muggle, kamu tetap bisa mengenaliku. Kamu pasti seorang Auror.
Tidak seperti kamu yang sudah 3 tahun ikut serta,
ini pertama kalinya aku ikut program 30 Hari Menulis Surat Cinta. Menyenangkan
juga sepertinya bisa menulis surat cinta tanpa harus punya pacar dulu. Lagipula
aku belum pernah punya sahabat-pena sebelumnya.
Menurutmu, apa yang biasa dibicarakan antar
sahabat-pena?
Karena ini pengalaman pertamaku menulis surat
cinta, mohon bimbingannya ya. Yoroshiku
onegaishimasu, Senpai.
Oiya, dari asrama mana saya berasal? Use your
ligilimency, if you dare.
* * *
Hari Ketiga
Dear Fian,
Are you challenging my ligilimency? Kamu
menantang orang yang salah.
Saya Muggle-born,
Fian. Keuntungan buat saya karena saya bukan hanya ahli merapal mantera, saya
juga lumayan ahli memanfaatkan teknologi para Muggle ini. Mereka punya teknologi
yang bernama Google, Fi. Karena kamu sudah lama menyamar menjadi Muggle, kamu
pasti juga tahu cara menggunakannya.
Tanpa
harus menguras habis kemampuan ligilimency pun, saya tahu kamu adalah mahasiswa
farmasi tahun terakhir. Kamu anak bungsu dari 3 bersaudara. Kakak perempuanmu
seorang dokter. Dan abangmu kuliah di NTU. Sagitarius, Shio Kambing dan bergolongan
darah A. Suka lagu dan musik Tompi,
Barry Likumahua dan Yiruma.
Mudah
menemukan semuanya di akun facebook dan twittermu.
Soal
asrama, saya bukan Topi Seleksi. Untuk yang satu ini, saya memang harus
menggunakan ligilimency tingkat tinggi.
Ngomong-ngomong
soal menulis surat cinta ini, tidak ada ketentuan tertentu. Kamu bebas menulis
dan menceritakan apapun. Asal jangan tentang rahasia Orde Phoenix. Voldemort
punya mata-mata dimana-mana. Haha.
* * *
Hari Kelima
Hai Fajar,
Entah karena kemampuan ligilimency-ku yang masih
payah, atau karena memang kamu begitu tertutup, nggak ada data pribadi apapun
yang bisa aku dapat dari semua media sosialmu. Tapi aku suka sekali
berjalan-jalan di blog kamu.
Are you
an introvert traveler?
Aku suka foto-foto yang kamu ambil di setiap
tempat. Dan cara kamu bercerita tentang tempat-tempat yang kamu kunjungi.
Membuat siapapun yang mengunjungi blogmu jadi iri setengah mati. Aku salah
satunya. Aku berharap suatu saat nanti bisa mendatangi tempat-tempat itu. Bukan
hanya melihatnya di foto-fotonya di blogmu.
Aku juga suka membaca semua cerpen dan puisi di
blogmu. Jangan GR, tapi aku jadi ketagihan membacanya. Seperti ada semacam
candu dalam diksi-diksimu, dalam setiap kalimat dalam cerpen dan puisimu.
Buku-buku apa saja sih yang sebenarnya kamu baca,
Fajar? Bagaimana kamu bisa menulis cerita yang memiliki unsur misteri,
konspirasi, komedi dan ironi sekaligus? Kamu seperti menggabungkan tulisan Dan
Brown, JK Rowling, Kahlil Gibran dan Andrea Hirata dalam satu cerita. Bagaimana
puisi-puisimu seperti kumpulan kata-kata rancu tapi bisa membuat haru?
* * *
Hari Kesembilan
Bagi beberapa orang yang memiliki
daya ingat yang buruk, atau bagi beberapa yang lain yang memiliki terlalu
banyak hal untuk diingat dan dipikirkan, Pensieve
bisa sangat berguna, Fian. Kita bisa memilih mana kenangan/ ingatan yang hanya
perlu disimpan, dan mana yang perlu terus diingat. Saya membekukan waktu dan
ingatan saya dalam foto-foto itu. Melalui fotografi, saya bisa memilih, hal-hal
apa saja yang ingin saya ingat dan abadikan.
Kalau foto-foto itu adalah Pensieve saya, blog itu seperti Horcrux saya. Melalui tulisan, saya
membekukan kesan. Sebagaimana saya ingin diingat dan dikenang oleh banyak
orang. Scribo ergo sum, Saya menulis
maka saya ada. Saya tidak mau pergi dari dunia tanpa meninggalkan apa-apa.
Kalau saya belum bisa menjadi orang besar yang biografinya ditulis saat saya
meninggal nanti, maka saya memutuskan untuk menulis sendiri tentang hal-hal
yang saya pikirkan. Kelak anak dan cucu saya bisa membaca impian-impian saya.
Kalau saya belum mampu meraihnya semasa hidup, anak-cucu saya mungkin akan
berbaik hati meraih impian itu untuk saya.
Ngomong-ngomong, saya berencana membagi jiwa saya dalam satu Horcrux
lagi. Setelah bertahun-tahun saya hanya menulis di majalah dan surat kabar,
sekarang saya sedang mengedit draft novel pertama saya. Kamu mau membacanya?
* * *
Hari Kelimabelas
Kayaknya kehidupanmu menyenangkan banget ya Fajar? Kamu
selalu bisa jalan-jalan keliling Indonesia dan mengabadikan pemandangan-pemandangan
indah itu.
Everyone
will die. But not everyone ever live.
Dan aku rasa, kamu adalah manusia beruntung, Fajar.
Bisa benar-benar merasa hidup. Bisa memilih untuk melakukan hal-hal yang kamu
sukai. Bisa menikmati pemandangan yang kamu inginkan. Bisa menulis apapun yang
kamu pikirkan.
Nggak semua orang seberuntung itu. Pilihan, bagi
beberapa orang adalah harta karun, saking sulitnya ia mendapatkannya.
Beberapa orang terpaksa melakukan hal-hal yang dipilihkan orang lain untuknya. Aku,
misalnya, setiap hari harus menghapal hal-hal yang nggak pingin aku ingat.
Setiap hari harus menikmati pemandangan di laboratorium. Dan setiap hari harus
menulis laporan praktikum.
Draco
dormiens nunquam titilandus, Fajar.
Kamu sudah benar-benar membangunkan naga yang
sedang tidur.
Kamu yang mengajakku traveling duluan ya. Kamu
sudah terlanjur berjanji mengajak aku ke Gunung Papandayan saat liburan
semester ini. Jadi jangan lupa janjimu! Aku adalah pengingat yang baik.
Terutama soal janji-janji.
Ngomong-ngomong, kamu kuliah/ kerja dimana sih?
* * *
Hari Keduapuluh
Hidup adalah
perjalanan, Fian. Entah kita mengikuti arus, atau berenang melawannya. Hanya
karena seseorang selalu tertawa-tawa, bukan berarti hidupnya tidak pernah
susah. Pun, hanya karena seseorang selalu berpuisi galau di twitter, bisa jadi
dia melakukannya sambil ngupil. Haha.
Keberuntungan
bukan harta karun. Keberuntungan adalah pertemuan antara kesempatan dan
kesungguhan. But yeah, kamu bisa bilang saya beruntung bahwa saya bisa
selalu berkeliling Indonesia dan bertemu dengan banyak anak-anak. Apa saya
pernah bilang bahwa saya sangat mencintai anak-anak dan mengajar adalah hobi
saya?
Tentang
pekerjaan atau kuliah dimana, bukanlah hal yang penting bagi sebuah
persahabatan kan? Tapi tentu saja sebagai sesama anggota Orde Phoenix, kita
perlu saling tahu dimana rekannya yang lain sedang menyamar di dunia Muggle.
Meski begitu, Orde tidak pernah membicarakan rahasia di forum umum kan?
Kalau kamu
begitu ingin tahu tentang saya, pastikan kamu datang ke acara Gathering 30HMSC.
Kamu mungkin akan kesulitan mengenali saya, karena saya tidak pernah pasang
foto diri saya di semua media sosial saya. Dan saya juga tidak bisa menunjukkan
Morsmordre, karena saya bukan Death Eater, supaya kamu bisa mengenali saya.
Tapi tenang, saya akan segera mengenali kamu, lima detik setelah kamu datang.
So, sampai
ketemu disana ya.
Ngomong-ngomong
soal janji-janji, apa kita perlu melakukan Fidelius Charm? Haha.
* * *
Hari Ke tiga puluh lima
Saya
menulis surat kali ini sambil mendengarkan sebuah lagu, Fian. Jika saya
menyanyikannya satu dekade yang lalu, mungkin kamu akan merasa saya tukang
gombal. Tapi dengan segala teknologi yang ada saat ini, bukan mustahil kita
bisa mengenali seseorang bahkan sebelum bertatap mula langsung
dengannya. Iya kan?
Tidak
butuh waktu lama untuk mengenalimu. Seperti janji saya, saya cuma butuh waktu
lima detik untuk mengenali kamu, sejak kamu masuk ke kafe dengan wajah
takut-takut. Secara fisik, kamu begitu sama dengan yang banyak terlihat di
media sosialmu. Tapi saat mulai ngobrol, saya baru tahu bahwa kamu begitu
berbeda dengan yang saya kenal selama ini. Ternyata kamu sependiam itu, tidak
seperti semua tulisanmu yang panjang lebar saat kita berbalas postingan blog.
Tapi
anehnya, saya suka ngobrol sama kamu.
Meski
program 30 Hari Menulis Surat Cinta sudah berakhir, dan kita sudah saling
bertukar nomor WhatsApp, saya harap kita terus saling menulis seperti ini.
Maybe
it's intuition
But some things you just don't question
Like in your eyes, I see my future in an instant and there it goes
I think I've found my best friend
I know that it might sound more than a little crazy but I believe
There's just no rhyme or reason
only this sense of completion
and in your eyes I see the missing pieces I'm searching for
I think I found my way home
I know that it might sound more than a little crazy but I believe
I
knew I loved you before I met you
I think I dreamed you into life
I knew I loved you before I met you
I have been waiting all my life
A thousand angels dance around you
I am complete now that I found you
I Knew
I Loved You (SAVAGE GARDEN)
* * *
Hari ke empat
puluh
Aku
kehabisan kata-kata, Fajar, saat akhirnya kita bertemu kemarin. Apa kamu pernah bertemu dengan seseorang yang
begitu sama sekaligus begitu berbeda dengan kamu? Aku merasakan hal itu saat
kemarin bertemu kamu.
Entah kenapa aku makin merasa kita punya banyak
kesamaan. Kita membaca buku-buku yang sama. Kita menikmati genre film yang
sama. Menyukai lagu-lagu yang sama. Tapi di saat yang sama, sifat kita begitu
berbeda.
Kamu
seperti yang aku bayangkan, sekaligus sangat jauh dari yang aku perkirakan.
Saat berhadapan dengan kamu, aku seperti melihat cermin. Seperti melihat
bayangan diri sendiri. Begitu sama dengan saya, sekaligus berkebalikan.
Orang-orang
akan cenderung bersama dengan orang yang serupa dengan mereka. Tapi ada kalanya
juga kita ingin bersama dengan seseorang yang berkebalikan dengan kita, karena
kita mengagumi kualitas-kualitas tertentu yang dimilikinya, kualitas yang nggak
kita punyai dan kita berharap bisa memilikinya suatu saat nanti seperti dia.
And you have those admiring qualities I
don’t have. Kamu ceria. Hangat, seperti matahari. Bisa
membangun suasana. Perhatian. Dan selalu menyebar aura positif.
Aren't
you somethin' to admire?
'Cause your shine is somethin' like a mirror
And I can't help but notice, you reflect in this heart of mine
If you ever feel alone and the glare makes me hard to find
Just know that I'm always parallel on the other side
It's like you're my mirror, My mirror staring back at me
I couldn't get any bigger with anyone else beside of me
And now it's clear as this promise that we're making two reflections into one
'Cause it's like you're my mirror, My mirror staring back at me, staring back
at me
Aren't you somethin', an original
'Cause it doesn't seem merely a sample
And I can't help but stare, 'cause I see truth somewhere in your eyes
I can't ever change without you
You reflect me, I love that about you
And if I could, I would look at us all the time
Mirrors (Justin Timberlake)
*
* *
Hari Ke empat puluh tujuh
Beberapa orang memiliki hati yang seperti rumah raja yang
megah. Kamu baru bisa memasukinya setelah melalui serombongan penjaga,
serangkaian pemeriksaan dan berlapis-lapis pagar dan pintu. Beberapa yang lain
seperti taman bermain. Siapa saja bisa bermain dengan bebas di sana. Tapi beberapa
yang lain seperti rumah kecil dengan halaman yang luas. Siapa saja bisa bermain
di halamannya yang luas. Tapi jangan harap bisa memasuki rumah kecil di
tengah-tengah situ. Tidak ada pagar pembatas, tidak juga penjaga yang galak.
Hanya labirin di depannya.
Kamu seperti itu, Fian. Seperti
halaman dengan labirin. Saya lebih suka menganggapnya Marauder’s Map. Sekilas
seperti selembar kertas kosong. Siapa saja merasa sudah melihatnya, tanpa
pernah benar-benar mengetahui isinya.
Tapi saya ingin tahu, lorong rahasia
apa saja yang tersembunyi di peta itu. Apakah boleh saya membuka peta itu?
I solemnly swear that I am up to no good.
*
* *
Hari ke lima
puluh
Yes,
indeed, it’s Marauder’s Map. The place where I hide my labyrinth. It’s my
hiding place, the world I runaway from.
Nggak semua orang aku ijinkan berkunjung. Karena
beberapa orang cuma ingin bermain-main di halamannya, tanpa benar-benar ingin
masuk. Akhirnya aku yang sudah terlanjur membuka pintu, malah masuk angin.
Sekarang aku nggak membuka pintu lagi kalau nggak ada yang mengetuk pintunya.
Semua orang boleh saja bermain-main di halaman rumahku.
Tapi hanya kepada yang mengetuk pintu dan terlihat benar-benar ingin masuk, aku
membukakan pintu.
Kamu mau masuk, Fajar? Jika ya, jangan pergi dengan
meninggalkan kekacauan di dalamnya.
Mischief
managed!
*
* *
Hari Ke enam puluh tujuh
"Do not pity the dead, Harry. Pity the living, and, above all those who
live without love." (Albus
Dumbledore kepada Harry Potter)
Hanya karena saat ini kamu sedang
menjalani hidup yang dipilihkan orangtuamu, Fian, bukan berarti kamu hanya
seorang figuran. Setiap orang adalah pemeran utama dalam kehidupannya
masing-masing. Jangan lagi meremehkan diri sendiri.
Bukannya saya sok tahu. Tapi menjadi
anak bungsu dengan dua kakak yang berprestasi cemerlang memang tidak mudah.
Rasanya semua kecemerlanganmu tidak cukup berkilau karena kedua kakakmu sudah
menunjukkan kecemerlangan yang sama. Tidak ada yang akan peduli pada si nomer
dua dan nomer tiga. Orang-orang di dunia hanya mengenal Neil Amstrong sebagai
orang yang pertama kali menginjakkan kaki di bulan, tanpa peduli pada rekannya
yang lain. Selalu seperti itu. Hanya yang nomer satu yang diingat orang-orang.
Therefore, if you can not be the first, be different, Fian!
Kamu bilang bahwa hidup saya begitu
mudah dan menyenangkan? Karena saya bisa menjalani hidup yang saya pilih
sendiri? Menjelajah, menulis dan mengajar. Pilihan bisa jadi harta karun, Fian.
Di saat yang sama, itu adalah tanggung jawab. With great power, comes great responsibility. Begitu kata Uncle
Ben-nya Peter Parker.
Be strong,
Fian!
Cause with your hand in my hand and a pocket full of soul
I can tell you there’s no place we couldn’t go
Just put your hand on the glass, I’ll be trying to pull you
through
You just gotta be strong
Mirrors (Justin Timberlake)
*
* *
Hari ke delapan puluh
lima
Aku nggak pernah benar-benar percaya pada
kebetulan, Fajar. Kebetulan adalah serangkaian takdir yang sudah direncanakan
Tuhan. Sekarang aku ngerti, kenapa dulu kita bisa dipertemukan oleh sebuah kata
Obliviate.
Apa
yang kamu lakukan untuk melupakan masa lalu?
Setelah mendengar ceritamu semalam, aku pikir Obliviate
adalah jawaban yang keluar dari dalam hatimu kan? Sebegitu besarnya kamu ingin
melupakan masa lalu?
Kata orang, kita nggak bisa memulai yang baru kalau
kita belum selesai dengan urusan lama, Fajar. Jangan jadikan aku sebagai
bayang-bayang masa lalu kamu.
*
* *
Hari ke seratus
Introvert
dan golongan darah A ternyata memang bukan kombinasi yang mudah. Apa kamu tahu
bagaimana rasanya berada di sampingmu selama ini, Fian? Seperti duduk
bersebelahan dengan gunung es. Saya kedinginan.
Apapun
yang saya lakukan, kamu tidak juga mencair. Selalu saya yang memulai
percakapan, kamu tidak pernah mulai menyapa duluan. Selalu saya yang
kebingungan mencari topik obrolan supaya kita bisa terus ngobrol, sampai
kadang-kadang usaha terbaik yang bisa saya lakukan adalah menanyakan kegiatanmu
sehari-hari seperti sedang menginterogasi tawanan polisi. Untuk tahu tentangmu,
saya benar-benar harus menguras Ligilimency saya.
Tiap
bertemu denganmu, kita ngobrol seperti sedang sidang skripsi saja. Kamu hanya
menjawab singkat-singkat. Kamu seperti punya dua kepribadian: kepribadian tulis
dan kepribadian lisan. Macam jenis-jenis ujian anak kuliah saja.
Apa kamu
masih marah sama saya karena masa lalu yang saya ceritakan padamu waktu itu?
Kalau iya, tidak ada yang bisa saya lakukan. Saya tidak bisa mengubah masa lalu
saya. Tapi saya sudah bilang bahwa saya ingin memulai masa depan saya bersama
kamu kan? Hanya itu yang bisa saya tawarkan, kalau kamu menerima.
Say something, I'm giving up on you
I'll be the one, if you want me to
Anywhere I would've followed you
Say something, I'm giving up on you
And I am feeling so small. It was over my head
I know nothing at all
And I will stumble and fall, I'm still learning to love
Just starting to crawl
And I will swallow my pride
You're the one that I love
And I'm saying goodbye
Say Something (Big Great
World feat Christina Aguilera)
Sementara
ini saya menyerah. Saya akan pergi. Mungkin dua atau tiga minggu. Kamu bisa
memikirkannya sekarang, tanpa gangguan tiap hari dari saya, apakah kamu akan
merasa kehilangan saya kalau saya tidak ada?
*
* *
Hari ke seratus
sepuluh
Katanya, nggak ada orang lain yang bisa mencintai orang yang
nggak mencintai dirinya sendiri. Tapi kamu mampu bertahan selama 4 bulan ini.
Kamu memang hebat, laki-laki matahari, meski kamu mengira kamu nggak berhasil mencairkan
saya.
Bukan salah kamu kalau kamu merasa bosan dan kedinginan
bersama aku. Nggak ada yang bisa betah bersamaku selama ini. Dan meski aku pikir
kamu berbeda dengan yang lain, aku nggak menyalahkan kamu kalau kamu menjadi
bosan. Aku memang punya bakat tersembunyi untuk membuat orang bosan. Tapi
seperti katamu, bosan bukan alasan putusnya sebuah hubungan kan?
Maaf kalau aku terlalu dingin. Maaf kalau beberapa minggu
ini aku jadi posesif dan pencemburu. Kadang masa lalu bisa lebih kuat dan lebih
kejam dalam urusan merusak logika. Dan aku lemah soal ini. Maaf.
Cause
I wanna fly, fly me up so high
Take me to the skies I won't get by
Itsu made mo kimi no koe ga boku no kokoro de hibiku
(Your voice always resounds in
my heart)
If you can't believe me, take me home
Kimi no chiisana te o semete ato sukoshi
Tsuyoku nigirishimete ita nara
yukkuri ashita wo matte rareta noni
namida no wake shitte ita kedo ima de wa mou ososugiru kara
sore wa sugiyuku keshiki no you ni
(I
should have held your small hands tightly
At
least for a little while
So
that we could wait for tomorrow at ease
I
understood the reason for your tears, but it's already too late
And
you disappeared like a scenery)
Fly (Monkey Majik)
Berapa
lama kamu mendaki Semeru? Kamu mungkin lupa janji kamu untuk mengajak aku ikut
bertualang. Kalau kamu sudah kembali nanti, rasanya aku perlu mengikat kamu
dengan Unbreakble Vow, supaya kamu
nggak melupakan janjimu lagi.
Oiya,
kalau aku wisuda nanti, kamu datang ya. Aku mau mengenalkan kamu ke orangtuaku. Kalau kamu berani.
*
* *
Hari ke seratus delapan puluh
Kata seorang teman, cinta
bukan hanya urusan perasaan dua orang. Cinta adalah serangkaian persetujuan.
Kali ini saya terpaksa mengakuinya, Fian.
Urusan para orangtua ini
ternyata tidak semudah yang saya bayangkan sebelumnya. Siapa menyangka
orangtuamu akan mempermasalahkan pekerjaan saya yang hanya seorang
penulis, bahkan meski saya sudah bilang bahwa buku pertama saya akan segera
terbit. Wajar saja sebenarnya kalau orangtuamu khawatir. Pekerjaan saya bukan
pekerjaan kantoran atau yang bergengsi seperti kakak iparmu yang seorang
arsitek.
Saya sendiri juga lupa diri
bahwa saya berasal dari keluarga Syafiq yang berdarah Arab. Seperti kebiasaan
di keluarga kami, kakak-kakak sepupu saya dinikahkan dengan pemuda/ gadis yang
dipilihkan orangtua mereka. Saya lupa bahwa saya masih terikat tradisi itu.
Ini membuat saya frustasi,
Fian. Apa kamu bisa melihat jalan keluar dari masalah ini?
Mungkin benar adanya kita
baru menyadari sebesar apa perasaan kita kepada seseorang saat kita dihadapkan
pada keadaan akan kehilangan dirinya.
Staring at the bottom of
your glass
Hoping one day you'll make a dream last
But dreams come slow and they go so fast
You see her when you close your eyes
Maybe one day you'll understand why
Everything you touch surely dies
Staring at the ceiling in
the dark
Same old empty feeling in your heart
'Cause love comes slow and it goes so fast
Well you see her when you fall asleep
But never to touch and never to keep
'Cause you loved her too much
And you dived too deep
But you only need the light when it's burning low
Only miss the sun when it starts to snow
Only know you love her when you let her go
Only know you've been high when you're feeling low
Only hate the road when you're missin' home
Only know you love her when you let her go
Let Her Go (The Passenger)
*
* *
Hari ke seratus
delapan puluh dua
Kamu bertanya pada orang yang salah, Fajar Syafiq.
Sejak kecil aku adalah orang penakut yang nggak pernah berani memperjuangkan
cita-cita sendiri. Sejak kecil orangtua saya selalu memilihkan apa yang terbaik
menurut mereka, mengikuti jejak kakak perempuan dan abang saya, meski pada
akhirnya saya nggak pernah bisa menjadi secemerlang mereka dan membuat orangtua
aku bangga. Aku rasanya hanya figuran dalam cerita hidupku sendiri.
Meski aku selalu berusaha menghindari konflik, tapi
aku nggak takut terhadap konflik. Meski begitu, beda kasusnya kalau terkait
dengan orangtua. Aku memang nggak pernah menentang orangtuaku.
Kalau kamu tanya aku, apa yang harus kita lakukan, aku
nggak tahu.
Tapi Fajar, aku pernah dengar sebuah kalimat: If
there is no a happy ending, maybe its not the ending yet.
Sementara teduhlah hatiku
Tidak
lagi jauh, Belum saatnya jatuh
Sementara
ingat lagi mimpi, Juga janji-janji
Jangan
kau ingkari lagi
Sementara
lupakanlah rindu
Sadarlah
hatiku, hanya ada kau dan aku
Dan
sementara akan kukarang cerita
Tentang
mimpi jadi nyata untuk asa kita berdua
Percayalah,
hati lebih dari ini
Pernah
kita lalui. Jangan henti disini
Tak
kan lagi kita mesti jauh melangkah
Nikmatilah
lara. Jangan henti disini
Sementara (Float Project)
*
* *