Hey kamu!
Iya, kamu! Yang sudah berdiam diri terlalu lama.
Kenapa sih nggak mau bergerak? Dunia, dan semua hal di sekitarmu berputar dan bergerak, kenapa kamu masih saja berdiam diri? Apa kamu terlalu takut untuk melangkah?
Hey kamu! Yang tidak pernah bisa melupakan.
Berapa tahun sudah berlalu? Dan kenapa belum juga bisa melupakan rasa sakitnya? Itukah mengapa kamu tidak mau memulai yang baru?
Hey kamu! Yang selalu bilang nggak mau mencoba lagi.
Kenapa? Apa dulu kamu jatuh terlalu dalam? Apa dulu rasanya terlalu sakit? Apa rasa sakitnya belum juga hilang?
Hey kamu! Yang nggak pernah bisa percaya.
Kenapa sih nggak mencoba untuk percaya lagi? Ada banyak orang yang bisa menghianatimu di dunia ini. Tapi orang yang amanah, juga sama banyaknya. Lihatlah dengan hatimu, kau akan menemukannya.
Hey kamu! Tahu, nggak? Berapa banyak orang yang berprasangka padamu? Mereka mempertanyakan pilihanmu. Mereka menduga. Mereka menuduh. Lalu bergunjing. Padahal mereka nggak tahu apa-apa.
Aku? Aku bukannya tidak pernah berprasangka. Tapi aku memilih mengkonfrontirmu langsung, dan menanyakan padamu. Sejak itu aku nggak pernah lupa, sorot matamu dan nada suaramu saat bicara “Saya nggak percaya mereka benar-benar mencintai saya.”
Mata dan suaramu menjelaskan lebih banyak dari yang bisa dijelaskan oleh kata-katamu.
Hey kamu! Yang suka senyum-senyum sendiri setiap aku bercerita tentang adik-adik kelasku yang mengidolakanmu. Kamu selalu tertawa setiap mengingat tatapan tajam mereka saat kita bersama. Tatapan tajam itu buatku, tahu! Mereka pasti mengutukku karena bisa-bisanya memonopoli idola mereka, di depan mata mereka, saat mereka sedang stres mengerjakan ujian.
Coba bayangkan kalau kau memegang kepalaku, seperti yang biasa kau lakukan, saat itu di hadapan mereka. Para penggemarmu itu pasti akan langsung kehilangan konsentrasi ujian dan melempariku dengan pulpen tajam. Jangan tertawa ah! yang dilempari itu kan bukan kau, tapi aku!
Hey kamu! Yang digilai banyak perempuan.
Dari mahasiswa sampai yang manager. Yang muda sampai yang dewasa. Yang mungil sampai yang tinggi. Yang langsing sampai yang berisi. Yang lembut sampai yang tegas.
Masa nggak ada satupun dari mereka yang bisa meluluhkan hatimu sih?
Apa standarmu terlampau tinggi sehingga nggak ada yang bisa meraih hatimu?
Tidak adakah yang bisa menyembuhkan sakitmu? Tidak juga aku?
Hey kamu! Yang sering datang ke ruang kerjaku selepas jam kantor. Yang sering meledek preferensi musik K-Pop & J-Pop ku. Yang sering membawakan martabak telor kesukaanku. Apa kamu benar-benar merasa bahagia menjadi seperti sekarang ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar