Luna Lovegood inside. Noda Megumi outside.

Minggu, 15 Juli 2012

Untuk (Mantan) Calon Adik Ipar

Untuk calon adik ipar,
Kamu mungkin nggak pernah tahu apa yang berkecamuk di hati saya saat kamu menceritakan hal itu, hari itu. Tentang perasaan yang disimpan kakakmu terhadap saya. Bukannya saya nggak pernah menduga sebelumnya bahwa kakakmu menaruh perhatian pada saya. Bukan pula saya nggak pernah mempunyai perasaan yang sama kepadanya. Saya pikir itu cuma perasaan aneh biasa,,, sampai akhirnya kamu bercerita pada saya, hari itu. Saya akhirnya bisa menemukan definisi yang tepat tentang perasaan aneh itu. Bahwa saya selalu merasa nyaman di sampingnya, bahkan dalam kebungkaman. Bahwa saya tidak pernah merasa benar-benar tersakiti saat bertengkar dengannya. Bahwa dengan sikapnya yang menyebalkan, saya tidak pernah bisa benar-benar kesal. Ternyata perasaan itu punya nama ... mungkin namanya "cinta".


Calon adik ipar,
Kamu mungkin nggak tahu apa yang bergejolak di hati saya saat kamu selesai bercerita dan balik bertanya pada saya: "Kalau kakak gimana? Suka juga sama kakak saya nggak?".
Menurutmu aku harus menjawab apa? Aku menduga-duga, apa kamu hanya menggodaku? Apa ceritamu benar atau nggak? Apa kakakmu memang benar mencintai saya, atau hanya merasa nyaman bersahabat dengan saya?
Kau pikir saya harus menjawab apa? Kakakmu sendiri bahkan nggak pernah menyatakan cinta pada saya. Jadi saya harus menjawab pernyataan cinta siapa?
"Dia tuh cuma belum yakin aja gimana harus bilang ke kakak. Dia nggak pernah ditolak sebelumnya," katamu.
Jadi menurutmu saya harus bagaimana? Bagaimana aku bisa menolak, kalau dia saja tidak meminta?
"Dia punya prinsip, kalau harus membangun hubungan dengan seseorang, dia ingin semuanya pasti. Pasti bahwa kakak juga cinta sama dia. Pasti bahwa kakak nggak akan menolak dia. Pasti bahwa orangtua kalian merestui hubungan kalian. Dia cuma takut gagal lagi, takut sakit lagi," katamu lagi.
Hei bung! Satu-satunya kepastian di dunia ini adalah ketidakpastian itu sendiri!


Calon adik ipar,
Pertimbangakan betapa besar perasaan yang harus saya pendam ketika saya harus menyerah pada gengsi dan menjawab "Saya hanya membuka hati pada yang mengetuk pintu hati saya. Sampai kakak kamu bilang sendiri ke saya tentang perasaannya, saya nggak akan membiarkan diri saya jatuh cinta sama dia. We're just bestfriend already. I dont wanna ruin it with such a crazy little thing called love."


Calon adik ipar,
Sebelumnya saya nggak pernah menganggap kedekatan kami serius. Adalah hal wajar bahwa sahabat saling menemani dan membantu. Tapi sejak hari kamu mengatakan hal itu pada saya, mau nggak mau saya harus mengaku,,,, akhirnya terlintas di benak saya tentang kemungkinan bahwa suatu saat kami bisa hidup bersama. Kamu pasti nggak tahu bahwa satu pemikiran itu sudah mengacaukan pikiran saya yang lain. Saya merasa hampir gila memikirkannya selama beberapa hari.
Saya bukan orang yang tahan bermain teka-teki. Saya juga bukan Deddy Corbuzier atau Uya Kuya yang bisa membaca pikiran kakakmu. Dan saya nggak suka berasumsi dengan diri saya sendiri. Maka saya memutuskan untuk menguji kakakmu. Saya sungguh berharap dia lulus ujian itu.


Calon adik ipar,
Kakakmu nggak lulus ujian itu. Saya bercerita tentang laki-laki lain di hadapannya. Berharap melihat sedikit perubahan wajahnya. Tapi senyumnya tidak juga pudar. Wajahnya tidak juga lelah. Dia bahkan menyemangati hubungan saya dan laki-laki itu.


Calon adik ipar,
Orang bilang "cemburu itu tanda cinta". Saya nggak melihat itu di mata kakakmu. Nggak ada secuilpun nada cemburu pada kata-katanya. Itu pertanda yang jelas buat saya. Kakakmu nggak benar-benar cinta sama saya. Dia hanya merasa nyaman bersahabat dengan saya. Dia nggak merasa akan kehilangan saya kalau saya berhubungan dengan laki-laki lain. Dia nggak merasa takut kalau saya diambil orang lain. Dia nggak merasa keberadaan saya penting di sampingnya.


Untuk mantan calon adik ipar,
Saya nggak suka berasumsi. Dan saya sepertinya nggak akan punya kekuatan untuk terus mengira-ngira atau menunggu dia menyatakan perasaannya andaipun yang kamu ceritakan hari itu tentang perasaannya adalah benar. Kamu yakin dia nggak sedang mengigau saat itu?


Untuk mantan calon adik ipar,
Saya menyerah. Tidak ada pertanyaan yang harus saya jawab. Tidak ada perasaan yang harus saya balas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar