Mengapa
sekarang?
Mengapa
tidak sejak dulu?
Mengapa
tidak nanti?
Pertanyaan-pertanyaan
seperti inilah yang ditanyakan manusia. Termasuk saya. Tapi sekarang saya sudah
berhenti bertanya lagi. Saya merasa tidak berhak lagi bertanya seperti itu
kepada Tuhan. Karena Ia Maha Tahu, dan saya tidak tahu apa-apa.
Mengapa saya tidak bertemu ayahmu sejak dulu?
Sampai sekarang saya tidak tahu mengapa. Tapi
mungkin karena dulu kami belum cukup baik bagi satu sama lain. Tuhan mungkin
menunggu sampai saya menjadi orang yang baik baginya, dan dia bagi saya.
Mengapa kamu tidak datang kepada saya sejak dulu,
padahal saya sudah begitu merindukanmu sejak lama?
Mungkin jawabannya sama. Mungkin dulu saya belum
menjadi perempuan yang cukup baik, cukup kuat dan dapat dipercaya untuk
menjagamu. Mungkin karena dulu saya belum terbukti bisa menyelesaikan tanggung
jawab saya kepada Tuhan. Mungkin Tuhan ingin saya menunjukkan lebih dahulu,
bahwa saya akan mampu, barulah Ia mempercayakan kamu pada saya.
Mungkin karena Tuhan ingin mengajarkan kepada saya
arti menunggu. Supaya saya tidak dengan mudah meremehkan perjuangan
perempuan-perempuan lain. Tuhan membiarkan saya merasakan penantian, supaya
saya dapat menjaga perasaan perempuan-perempuan lain yang juga sedang
menantikan, dengan tidak memulai percakapan basa-basi dengan pertanyaan yang
menyakitkan.
Mengapa kamu tidak datang nanti setelah kehidupan
saya dan ayahmu mapan?
Mungkin karena Tuhan ingin kamu merasakan
perjuangan sejak awal: perjuangan kami menyelesaikan studi S3, perjuangan kami selama
kuliah sambil mengajar, perjuangan kami mengumpulkan uang sedikit-sedikit untuk
mengisi rumah kita. Dengan merasakan perjuangan ini bersama kami, Tuhan mungkin
ingin melatih saya dan ayahmu menjadi orangtua yang lebih kuat, dan melatihmu
untuk menjadi muslim yang kuat.
Mengapa kamu tidak
datang nanti?
Pasti karena Tuhan tahu
bahwa saya dan ayahmu sudah sangat merindukanmu. Ia berbelas kasih kepada kami,
tidak tega mendengar doa yang tiap hari kami panjatkan supaya bisa bertemu
denganmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar