Luna Lovegood inside. Noda Megumi outside.

Selasa, 18 April 2017

Happy Secret

Kata orang, salah satu parameter cinta kita terhadap sesuatu/ seseorang adalah rasa bangga kita terhadap sesuatu/ seseorang itu.

Lalu kemudian mungkin kamu bertanya-tanya, mengapa saya tidak segera mengabarkan berita baik tentangmu kepada orang-orang? Mungkin kamu bertanya-tanya, apa saya benar-benar mencintai kamu, padahal saya tidak terlihat bangga dan bahagia atas kehadiranmu?

Jangan buru-buru menduga dan menarik kesimpulan dulu, Sayang. Sesungguhnya di masa-masa ini begitu banyak orang yang sesat pikir dan mudah diprovokasi hanya karena terlalu cepat menduga dan menarik kesimpulan sebelum melihat dari banyak sisi. Kelak di masamu dewasa nanti, mungkin makin banyak fitnah yang terdengar seperti fakta, yang akan menyesatkanmu hanya karena kamu tidak mau duduk dan melihat lebih dalam dan teliti.

Maka, Sayang, saya tidak segera mengabarkan berita bahagia tentang kehadiranmu kepada orang-orang bukan karena saya tidak bangga padamu. Bukan pula karena saya tidak mencintai kamu. Bagaimana mungkin saya tidak mencintaimu jika bahkan jauh sebelum kamu hadir, saya sudah menunggu-nunggu kamu? Tapi supaya kamu mengerti, biar saya ceritakan lagi. Kelak saat kamu dewasa, dan telah melewati banyak hal, kamu akan memahami alasan saya.

Saya adalah perempuan yang besar bukan dari keluarga yang berkelimpahan harta. Pun tidak mewarisi separuh kecerdasan Ibu saya. Saya sedikit lebih pintar dari kebanyakan anak sebaya, tapi bukan anak yang jenius. Juga tidak memiliki keahlian tertentu. Meski tidak sekeras usaha banyak anak yang harus mencari uang untuk sekolah, atau banyak anak yang harus begadang atau les sana-sini untuk berprestasi, tapi saya bukanlah perempuan yang biasa mendapatkan segalanya dengan mudah. Jika saya ingin makan jajanan kesukaan, saya harus menabung supaya bisa memakannya sebulan sekali. Jika saya ingin membaca buku cerita kesukaan, saya harus mengantri untuk meminjam pada teman. Jika ingin menjadi juara kelas, saya harus belajar tekun tiap hari. Jika ingin lulus cum laude, saya harus berusaha dengan tekun. Jika ingin bekerja di tempat yang saya inginkan, terlebih dahulu saya harus pergi jauh merantau belajar di negeri asing. Jika menyukai seseorang, saya harus menahan diri supaya tidak patah hati. Banyak hal yang harus saya perjuangkan dalam hidup. Dan tidak semua perjuangan itu berhasil. Ada kalanya saya gagal. Di banyak kesempatan, saya tidak bisa mencapai target. Juga bukan hanya sekali saya bertepuk sebelah tangan.

Apa yang kau harapkan dari seorang perempuan yang tidak melulu berhasil dalam hidupnya? Saya tidak bisa dengan berani mengumbar rencana-rencana saya, khawatir kalau rencana tersebut tidak berhasil. Saya tidak bisa dengan mudah mengungkapkan perasaan saya, karena takut ditolak. Saya tidak bisa dengan mudah menyampaikan berita bahagia terlalu dini, khawatir pada akhirnya tidak sesuai ekspektasi. 

Apa sekarang kamu sudah mengerti alasan mengapa saya tidak mengabarkan berita bahagia tentang kehadiranmu kepada orang-orang?

kamu akan tahu bahwa saat catatan ini ditulis, angka kejadian keguguran pada trimester awal mencapai 10 -15% dari total kehamilan (semoga di dunia yang kau tinggali kelak, status kesehatan ibu hamil meningkat sehingga prevalensi keguguran makin menurun). Biar kuceritakan juga bahwa sebelum kamu hadir di rahim saya, seseorang pernah berada disana, tapi saya kehilangannya ketika ia belum lagi sebesar kamu saat ini. Juga bukan berarti tidak ada risiko keguguran pada bulan-bulan berikutnya setelah trimester awal.
Maka setelah mengetahui kisah hidup saya terdahulu, saya harap kamu memahami bahwa saya tidak segera mengabarkan kehadiranmu karena saya terlalu takut kehilanganmu sebelum saya benar-benar bisa memelukmu. Bukan karena saya tidak bahagia atas kehadiranmu, karena tidak bangga padamu, atau tidak mencintaimu. Tapi semata-mata karena saya takut terlalu kecewa.

Di bulan-bulan awal, saya hanya mengabari eyang uti, eyang kakung, kakek, nenek dan tantemu. Kemudian, ketika saya perlu bertanya tentang dokter kandungan yang bagus, saya mulai bertanya pada beberapa teman yang jumlahnya terbatas. Setelah dokter mengonfirmasi kehadiranmu, saya baru mengabarkan beberapa sahabat dekat di Groningen dulu (tepatnya hanya keluarga om Adhyat, pakde Didik dan om Fean). Setelah kamu makin besar dan proses penulisan tesis saya sedikit tersendat, saya terpaksa mengaku pada supervisor saya di Groningen bahwa kamu sudah hadir. Setelah lewat trimester awal, barulah saya berani mengonfirmasi kehadiranmu kepada orang-orang yang bertanya. Pun, saya tetap belum berani mengabarkannya kepada semua orang, saya hanya menjawab pertayaan yang diajukan kepada saya tentang kamu.

Alasan kedua kenapa saya tidak segera mengumumkan kehadiranmu di media sosial, tidak seperti ketika saya dulu sering posting status-status galau di facebook, karena saya berusaha menjaga perasaan perempuan lain.

Sekian lama saya menjomblo ketika saya sudah sangat ingin memilikimu. Pun setelah saya bertemu ayahmu dan menikah dengannya, kami melalui beberapa bulan penantian akan dirimu. Di masa-masa penantian itu, tiap kali seorang teman memasang foto/ video anaknya, saya merasa ada semut di jantung saya. Bukannya dengki dengan kebahagiaan mereka, tapi foto-foto anak-anak itu membuat saya makin merindukan kamu, membuat saya sedih tiap kali saya datang bulan. Maka kali ini, saya memutuskan untuk tidak menyebarluaskan kabar bahagia ini terlalu dini. Sebisa mungkin saya ingin menjaga perasaan perempuan-perempuan lain yang sedang merasakan apa yang pernah saya rasakan dulu.

Alasan terakhir, saya ingin menunggu kamu datang ke pelukan saya dengan tangisan sehat, seluruh tubuh yang bergerak dan bekerja sempurna, mata yang mengerjap lucu … sebelum saya dengan bangga mengumumkan kepada dunia bahwa saya adalah perempuan paling bahagia di dunia karena telah dipercaya Tuhan untuk menjagamu.

Namun demikian, sebagai pengingat kita berdua tentang kehadiranmu, maka saya akan menyimpan cerita ini di blog saya. Kelak, ketika kau sudah bisa membaca nanti, bacalah cerita ini, dan ketahuilan betapa besar saya mencintai kamu, bahagia atas kehadiranmu, dan bangga terhadapmu … bahkan meski saya belum mengumumkannya kepada dunia.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar