Salah
satu materi ajar yang saya ampu semester ini adalah tentang eksipien pada
sediaan farmasi padat. Duh, bahasanya ga awam banget deh. Karena temen-temen saya berlatar belakang banyak bidang, jadi saya sederhanakan
aja ya.
Bagi
teman-teman yang tidak tahu apa itu sediaan farmasi padat, spy gampang, saya
kasih contohnya aja: bedak, puyer, granul, kapsul, tablet.
Nah, eksipien itu
apa? Bahasa awamnya sih, eksipien adalah bahan tambahan.
Jadi eksipien pada
sediaan farmasi padat adalah bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan obat
yang berbentuk padat. Terutama pada matakuliah yang saya ampu ini, saya lebih
fokus pada bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan tablet.
Pertanyaan
pertama yg saya ajukan kpd mahasiswa adl “Kenapa sih kita perlu menambahkan
bahan tambahan? Kenapa nggak langsung minum zat aktif obatnya aja, supaya lebih
manjur?”
Untuk
menjawab pertanyaan tersebut, saya menampilkan foto 3 tokoh dalam film dan
drama Korea #eeaa #teutep
Seperti
juga kebiasaan saya saat mengajar matakuliah lainnya, saya selalu berusaha
menganalogikan hal yang saya ajarkan dengan keseharian mahasiswa, meski seringnya
analogi yang saya pilih suka geje, haha. Harapannya, makin nyeleneh analogi
yang saya pilih, mahasiswa akan makin mengingat apa yang saya sampaikan.
Tokoh
pertama yang saya tampilkan fotonya di layar proyektor adalah pemeran Jacob
Kowalski. Banyak mahasiswa yang mengenali wajah aktor ini, tapi hanya dua orang
yang nyeletuk “Yang main di Fantastic Beast & Where to Find Them”, itupun
mereka tidak mengenal nama tokohnya, apalagi nama asli si aktor.
Tokoh
kedua adalah Stanislav Ianevski ,,, pemeran Viktor Krum. Ku sedih karena
seluruh kelas tak ada yang mengenal pria tampan favorit saya (setelah Fred
Weasley) ini.
Bahkan
setelah saya memperlihatkan foto Viktor Krum sedang berdansa dengan Hermione
Granger di pernikahan Bill Weasley & Fleur Delacour (iye, iye, itu
deleted-scene), tidak ada satu mahasiswapun yang menyebutkan nama Viktor Krum.
Tokoh
ketiga adalah pemeran Baek In Ha di drama Korea “Cheese in the Trap” à kalo
yang ini banyak mahasiswa yang menyebutkan namanya “Lee Sung Kyung!”. Coba
bayangkan, masa Viktor Krum kalah sama Baek In Ha? Ku syedih. Meski demikian,
tentu lebih banyak yang mengingat Park Hae Jin dan Kim Go Eun (pemeran utama
dlm drama tsb) daripada yang mengenal Lee Sung Kyung.
Setelah
menampilkan ketiga foto itu, saya berkata “Ketiga tokoh itu eksipien. Mereka
pemeran tambahan. Wajar saja kalau tidak semua orang kenal. Padahal peran mereka
sangat penting. Eksipien itu seperti itu. Bahan tambahan. Banyak orang tidak
menyadari arti pentingnya eksipien dalam sediaan farmasi. Padahal fungsi
eksipien sangat penting.”
#eeeaa
#kibas jilbab
*
* *
Eksipien adalah zat yang digunakan sebagai bahan pendukung/tambahan dalam
suatu formula sediaan, bersifat inert dan tidak mempunyai efek farmakologi.
Karena eksipien merupakan bahan yang tidak
memiliki efek farmakologis (tidak bisa menyembuhkan penyakit dan memberi efek
pengobatan), seringkali kita
mengabaikan peran eksipien. Seolah-olah efektivitas pengobatan hanya tergantung
dari zat aktifnya.
Padahal, eksipien memiliki peran yang penting. Contohnya,
eksipien dalam sediaan tablet:
1. Diluent/ Pengisi
Dari namanya sudah ketahuan bahwa eksipien ini berfungsi
untuk ”mengisi kekosongan” sediaan. Gak kebayang minum klorfeniramin maleat
(yang suka alergi, pasti tahu obat ini: CTM) 4 mg kan? Empat miligram itu cuma
sebersinan-hidung. Kalau kita pengin minum klorfeniramin maleat 4 mg saat kita
bersin-bersin melulu akibat alergi, kita tidak akan bisa meminumnya. Karena
saat kita bersin, serbuk 4 mg itu dengan mudah berterbangan. Disinilah fungsi
”pengisi” yang dapat menambah bobot sediaan sehingga total bobotnya cukup untuk
dicetak menjadi tablet. Jika sediaan yang kita minum berbentuk tablet, tidak
akan terbang saat kita bersin kan?
Jacob Kowalski adalah contoh peran ”pengisi” dalam film
Fantastic Beast. Tanpa Jacob, film itu pasti terasa ”kosong” karena hanya
bercerita seputar pencarian hewan-hewan magis yang lepas dari sangkarnya. Peran
Jacob mengisi film tersebut, membuat film tsb terasa penuh dengan emosi dan
kelucuan, tidak kosong. Dalam hidup kita, kita mungkin bertemu orang seperti
ini. Sepertinya hanya penggembira, tapi tanpanya hidup terasa hambar.
Sepertinya hanya orang biasa, bukan tokoh penting, tapi melengkapi hidupmu,
mengisi kekosongan yang ada. Misalnya, yang kamu lihat wajahnya pertama kali
saat bangun tidur? #Guling #JombloBaper
2. Binder/ Pengikat
Eksipien ini ”mengikat” bahan-bahan lain komponen
penyusun tablet sehingga bahan-bahan tsb dapat bersatu dan dicetak menjadi satu
sediaan utuh, tablet. Tanpa eksipien ini, campuran bahan-bahan yang ada tidak
akan bisa dibentuk menjadi satu kesatuan.
Viktor Krum adalah salah satu contoh eksipien pengikat
(binder). Mungkin orang pikir bahwa Harry Potter lah yang ”menyatukan” Hermione
Granger dan Ron Weasley. Nyatanya tidak begitu. Viktor Krum lah yang menyatukan
Ron dan Hermione. Tanpa Viktor, Ron mungkin tidak akan pernah merasa cemburu
thd Hermione. Tanpa Viktor, Ron mungkin tidak akan pernah menyadari bahwa dia
takut kehilangan Hermione. Jadi, jelas Viktor lah yang menjadi binder antara Hermione dan Ron #eeeaaa
3. Disintegran/ Penghancur
Eksipien ini bekerja ”menghancurkan” tablet. Pasti kita
ga mau minum tablet, trus pas defekasi yang keluar tablet lagi kan? Nah,
eksipien ini fungsinya untuk menghancurkan tablet, supaya zat aktif bisa keluar
dari tablet dan diserap oleh tubuh.
Baek In Ha adalah contoh peran eksipien disintegran ini.
Kelihatannya peran antagonis ya? Tapi tanpa Baek In Ha yang kerjaannya
”merusak” hubungan Yoo Jung dan Hong Seol, mereka berdua mungkin tidak akan
bisa menyerap pelajaran kehidupan #tsaahhh.
Dalam hidup kita, mungkin kita sering bertemu orang
”disintegran” gini. Biasanya orang tipe disintegran ini adalah orang2 yang
kelakuannya nyebelin, kerjaannya komentar, nyinyir dan protes. Tapi tanpa
orang-orang spt ini, kita akan hidup terlalu nyaman, lalu lupa bahwa kita masih
punya potensi yang belum digali. Dengan adanya orang-orang ”disintegran” ini,
kita mungkin akan dipaksa ”pecah” lalu mengeluarkan potensi terpendam dalam
diri mereka dan menyerap pelajaran kehidupan. Meski keberadaannya tak
menyenangkan, perlu diakui bahwa keberadaan makhluk ”disintegran” ini perlu.
Makin besar tablet yang dibuat, makin banyak disintegran yang dibutuhkan.
Makanya saya mah suka bingung kalau ada pimpinan yang anti banget dikritik.
Kalau nggak siap dikritik mah nggak usah jadi pemimpin, mendingan jadi badut
aja yang diklitikin anak-anak #ihNiaGaring
Eh tapi hati-hati juga, jangan terlalu banyak menambahkan
disintegran ke dalam formula tablet, nanti tabletnya rapuh dan mudah hancur.
Kalau di hidup kita kebanyakan diisi oleh orang-orang yang ngeluh mulu dan
nyinyir mulu kan hati juga bisa jadi rapuh ya gaes?
4. Lubrikan/ Pelincir
Eksipien ini mengurangi gesekan antar partikel granul,
mempermudah granul-granul mengalir di mesin cetak tablet, dan mempermudah
keluarnya tablet dari mesin cetak setelah dicetak. Kadar lubrikan yang cukup
dapat menghasilkan tablet dengan penampilan dan keseragaman bobot yang baik.
Dalam hidup, ada orang-orang yang kehadirannya membuat
hidup orang lain menjadi lebih mudah dan lancar: rajin membantu orang yang
kesusahan. Sayangnya, tipe orang yang seperti ini kenapa nggak banyak yg jadi
PNS di pelayanan publik ya? Andaikan orang-orang tipe lubrikan ini jadi aparat
negara yang bertugas di pelayanan publik, niscaya birokrasi di Indonesia tak
akan serumit ini (”ini” gimana maksudnya? #tjurhat)
Eh tapi hati-hati, kalau kadar lubrikan di dalam tablet
terlalu banyak malah justru menghambat cairan saluran cerna untuk masuk ke
dalam tablet lho, sehingga tablet lebih lama hancur dan zat aktif di dalamnya
lebih susah keluar. Kita juga kalau hidup terlalu mudah dan selalu dibantuin
orang lain, jadi sulit mengeluarkan potensi terbaik dalam diri kita kan? Iye
makanye anak-anak jangan terlalu dimanja, nanti kalau udah nikah cuma bakal
ngerepotin orang-orang di sekitarnya aja karena nggak terbiasa mandiri dan
nggak bisa diandalkan.
5. Eksipien lainnya
Eksipien pendukung lainnya ditambahkan sesuai kebutuhan
yang spesifik. Misal kalau ingin penampilan yang khas pada tablet yang kita
buat, bisa ditambahkan eksipien pewarna. Kalau mau bikin tablet effervescent,
bisa ditambahkan eksipien pembentuk gas. Kalau obatnya rasanya sangat pahit,
bisa ditambah eksipien penyalut. Kalau obatnya mengiritasi lambung sehingga
ingin dimodifikasi supaya tabletnya nggak pecah di lambung dan baru dilepas di
usus, bisa ditambah ekspien enterik. Kalau zat aktifnya sulit larut, bisa
ditambahkan eksipien peningkat kelarutan.
* * *
Sampai disini, rasanya pertanyaan “Kenapa sih kita perlu
menambahkan bahan tambahan? Kenapa nggak langsung minum zat aktif obatnya aja,
supaya lebih manjur?” sudah bisa terjawab kan ya?
Eksipien, meski tidak memiliki efek farmakologis, namun
memiliki peran yang sama pentingnya dengan zat aktif.
Manusia juga suka begitu. Mungkin tidak semua manusia
adalah ”zat aktif”. Mungkin kita hanya ”eksipien”. Tapi meski kita hanya
seorang ”eksipien”, pastikanlah bahwa kita memiliki peran yang penting bagi
umat.
Jadilah ”diluent” yang mengisi posisi-posisi penting
pengambil keputusan, jangan sampai posisi yang berpengaruh besar bagi umat
justru diisi oleh orang-orang yang cuma bisa janji-janji atau hanya ingin
memanfaatkan posisinya untuk kepentingan pribadi/ kelompok. Tidak semua orang
terpilih jadi pimpinan, meski begitu kita tetap bisa jadi ”eksipien” yang
pendapatnya mempengaruhi keputusan pimpinan kan?
Jadilah ”binder” yang menyatukan umat dan menjaga
persatuan. Tapi ingat, jangan berlebihan jadi binder sebab hal baikpun kalau
terlalu akan jadi tidak baik. Kalau kita menggenggam terlalu erat, pasir akan
berhamburan dari kisi-kisi tangan kan? #eeaaa
Jadilah ”disintegran” yang memberi kritik membangun,
bukan cuma bisa nyebar hoax dan komen-komen nyinyir. Kalau bisanya cuma nyinyir
mengkritik tanpa ngasih alternatif solusi atau bisanya cuma nyebar hoax, itu
namanya bukan ”disintegran” tapi ”destroyer”.
Jadilah ”lubrikan” yang memudahkan urusan orang lain.
Kalau kita memudahkan urusan orang lain, masa sih Tuhan nggak memudahkan urusan
kita? Jangan jadi macam birokrat yang berprinsip ”kalau bisa susah kenapa
dipermudah”.
* * *
Karena eksipien berperan penting dalam formula suatu
tablet, maka kualitas eksipien juga berpengaruh sangat besar pada kualitas
tablet. Itu mengapa di suatu industri farmasi, kualifikasi suplier eksipien
sama pentingnya dengan kualifikasi suplier zat aktif obat. Jangan sampai zat
aktifnya berkualitas bagus, tapi eksipiennya memiliki karakteristik yang tidak
mendukung atau suppliernya tidak terkualifikasi dengan baik. Jangan sampai
suatu obat ditarik dari pasaran gara-gara eksipiennya, bukan karena zat aktif
obatnya.
Jadi manusia juga gitu. Meski kita hanya eksipien,
jadilah eksipien yang berkualitas baik yang mendukung sistem yang baik. Jangan
cuma bisa ngomong bahwa sistem pendidikan di Indonesia belum bisa bersaing
dengan negara ASEAN lain tapi kamunya sendiri masih suka buang sampah
sembarangan, masih susah antri atau masih nitip oleh-oleh gratisan tiap
temennya berpergian.
Karena kualitas eksipien berpengaruh besar pada kualitas
suatu sediaan, sekarang tahu kan salah
satu alasan kenapa ada obat yang harganya kok bisa beda jauh dengan obat
lain yang isi zat aktifnya sama?
* * *
Tulisan ini sebelumnya dipublikasikan di
https://www.facebook.com/kurnia.sari.33/posts/10213974261563020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar