Luna Lovegood inside. Noda Megumi outside.

Selasa, 19 Maret 2019

EMULSI


Katanya, seseorang cenderung bersama dengan orang-orang yang serupa dengannya. Mungkin memang benar, kita cenderung lebih senang berkumpul dengan orang-orang yang sefrekuensi dengan kita. Yang kalau ngobrol nyambung, yang guyonannya setipe, yang sama-sama doyan makanan pedas, misalnya. 

Dan ngomong-ngomong soal frekuensi, pernah dengar nggak rumpian para mahasiswa “Bapak itu pinter banget ya. Sayang frekuensi otaknya nggak nyambung sama frekuensi otak gue. Jadi gue nggak ngerti sama sekali kuliah beliau tadi.” Jadi katanya, sepintar-pintar dosen mengajar, kalau pakai bahasa dewa dan nggak berusaha menyamakan frekuensi dengan mahasiswa, ya tetep aja nggak nyambung #jleb #introspeksiDiri

Mungkin karena teori yang menyatakan bahwa orang berkumpul dengan orang-orang yang serupa dengannya, makanya muncul teori lain yang menyatakan bahwa dua orang yang terlalu berbeda tidak akan bisa bersatu. Ibarat minyak dan air yang nggak bisa bersatu #tsaaahh. Tapi orang yang ngomong bahwa air dan minyak nggak bisa bersatu, pasti bukan farmasis #pakeKacamataItem. Atau setidaknya, orang tersebut pasti nggak pernah masak. Karena bagi farmasis, atau setidaknya ibu-ibu yang piawai di dapur, pasti tahu bahwa menyatukan minyak dan air bukanlah hal mustahil lagi.

Emulsi, seperti yang tertulis di kitab suci anak farmasi #halah, adalah campuran dua cairan yang tidak bercampur, dimana salah satu cairan yang terdispersi dalam cairan lain. Mengikuti saran mahasiswa supaya ngomongnya nggak pakai bahasa dewa, maka saya sederhanakan istilahnya. Emulsi adalah bukti ilmiah bahwa dua orang yang berbeda tetap bisa bersama #tsaahhh. Contoh sederhana dari emulsi adalah mayonnaise yang biasa menemani salad kita tiap pagi, atau body lotion yang menjaga kelembaban kulit kita di musim dingin yang sekering hatiku ini #tsaahhh. Baik mayonnaise dan body lotion adalah contoh sederhana dari emulsi yang kita temui sehari-hari.

Meski emulsi membuktikan bahwa dua hal yang berbeda bisa bersatu, namun mesti disadari bahwa emulsi bukanlah sediaan yang stabil. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa emulsi terdiri dari dua cairan yang naturalnya tidak bercampur, dan memang tidak akan bercampur. Mereka hanya bersama. Oleh karena itu, diperlukan beberapa hal supaya kedua cairan ini tetap bersama dan stabil:

1. Emulgator
Emulgator adalah bahan yang penting dalam pencampuran minyak dan air, dan dalam menjaga stabilitas emulsi tersebut. Emulgator bisa bermacam-macam. Bisa berupa surfaktan, yang merupakan senyawa yang memiliki dua gugus: gugus hidrofilik yang bisa berikatan dengan fase air, dan fase lipofilik yang bisa berikatan dengan fase minyak. Kalau susah membayangkan apakah surfaktan itu, saya kasih contohnya. Lesitin (yang suka diperdebatkan halal-haramnya terkait asal-usulnya), kolesterol (yang terkandung dalam kuning telur. Makanya kalau bikin mayonnaise sederhana di rumah sendiri, pasti pakai kuning telur kan?), atau sabun cuci piring (makanya sabun cuci piring bisa mengangkat noda lemak di peralatan makan kita). Karena berada di antara fase air dan fase minyak, surfaktan bekerja menurunkan tegangan antarmuka diantara kedua cairan tersebut. Dengan begitu, kedua cairan yang awalnya tidak bisa bercampur itu, jadi bisa bersama.
Ibarat menyatukan dua orang yang berbeda, kadang dibutuhkan perantara (atau mak comblang). Perantara yang baik tentu harus mengenal kedua orang tersebut dengan baik, sehingga bisa menjadi jembatan bagi kedua pihak dengan sama adilnya. Perantara yang baik bisa menurunkan tegangan jika terjadi (dan mungkin sering terjadi) perselisihan antara kedua cairan yang tidak bercampur ini.

Jenis emulgator yang lain adalah hidrokoloid. Contohnya adalah selulosa, gom, agar. Emulgator jenis ini bekerja dengan meningkatkan kekentalan, mencegah berkumpulnya kembali butiran-butiran kecil cairan yang terdispersi tersebut, dan menjaga kedua fase tetap bersama-sama.
Pada hubungan dua orang yang berbeda, hidrokoloid ini ibarat intensitas hubungan. Makin kental intensitas hubungan, misalnya makin sering bertemu atau makin sering berkomunikasi, maka kebersamaan mereka makin terjaga. Dengan intensitas komunikasi yang terjaga, juga akan mencegah akumulasi masalah. Seperti halnya pecahnya emulsi yang disebabkan oleh akumulasi fase terdispersi sedikit-sedikit dalam jangka waktu lama, maka retaknya hubungan juga bisa jadi karena akumulasi masalah-masalah kecil yang tidak pernah dikomunikasikan. Itu kenapa hubungan jarak jauh jadi rentan risiko putus #ngookkk


2. Pengawet
Gara-gara promosi produk-produk kita demen banget pake kata-kata “tanpa bahan pengawet”, jadi kesannya bahan pengawet itu buruk. Padahal segala sesuatu yang nggak haram dan nggak dinyatakan beracun, asalkan dipakai dalam dosis yang wajar, tidak akan berbahaya. Sebaliknya, bahkan nasi yang halal dan thayib, kalau dimakan berlebihan ya bisa menyebabkan diabetes. See?
Meski benar bahwa sebaik-baiknya makanan adalah yang tanpa bahan pengawet (karena bahan pengawet juga ga bisa bikin awet muda), tapi untuk menjaga kestabilan emulsi memang diperlukan bahan pengawet. Pada dosis yang wajar, penggunaan bahan pengawet dalam emulsi diperlukan untuk menjaga supaya tidak ada mikroba yang masuk dan berkembangbiak di dalam emulsi dan merusaknya.
Sama seperti hubungan dua orang, pengawet ini diperlukan untuk mencegah intervensi buruk dari luar. Cemburu dan kepercayaan, adalah bahan pengawet itu. Kedua hal ini, pada dosis yang wajar dan seimbang, akan menjaga hubungan, seperti bahan pengawet melindungi emulsi.


3. Bahan tambahan
Ibarat mayonnaise, kalau nggak dikasih garam ya hambar. Ibarat body lotion, kalo nggak ada parfum dan pewarna, ya nggak menarik. Meski sama-sama mayonaise, ada mayonnaise yang harganya murah dan mahal ,,, tergantung rasanya. Meski sama-sama body lotion, ada yang harganya 30ribu, ada yang harganya 300ribu,,, tergantung kualitas (dan kadang terkait penampilannya). Hubungan antar manusia juga kayak gitu. Meski emulsinya berhasil dibuat dan berhasil dipertahankan stabil, tapi kalau hambar, ya gimana ya. Maka meski bahan tambahan ini bukan bahan utama dalam membuat emulsi, tapi ini merupakan bahan yang esensial untuk menentukan “harga” suatu emulsi. Sama seperti perhatian, pengertian dan romantisme yang penting-nggak-penting, tapi kalau nggak ada hal-hal ini maka hubungan jadi terasa basi.


4. Pengadukan
Selain bahan-bahan yang disebutkan di atas, ada satu hal paling penting yang dibutuhkan untuk membentuk emulsi. Jika kamu mencampurkan minyak, air, surfaktan, bahan pengawet dan bahan tambahan lainnnya dalam suatu wadah, lalu mendiamkannya, maka emulsi tetap tidak akan bisa terbentuk. Campuran tersebut harus diaduk, supaya semua fase dan bahan bercampur homogen.
Dalam proses pengadukan, kedua fase akan dipecah menjadi butiran-butiran kecil. Kedua cairan ini (yang sama sekali berbeda, tidak bisa bersatu dan tidak bisa saling melarutkan) hanya bisa bersama-sama dalam satu kemasan cantik (entah kemasan mayonnaise atau body lotion) kalau mereka sama-sama mau menjadi butiran-butiran kecil, menahan kerasnya mesin pengaduk, menurunkan ukuran partikel, dan membiarkan emulgator membuat mereka bersama. Bagaimanapun minyak dan air ingin bersatu, tapi minyak tidak bisa berubah menjadi air, dan sebaliknya air juga tidak bisa menjadi minyak. Jadi alih-alih berusaha berubah, minyak dan air ini harus sama-sama menyesuaikan diri menjadi butiran kecil dan menggabungkan diri ke dalam satu sama lain.
Hubungan manusia juga seperti itu. Berharap dua orang yang berbeda akan berubah menjadi satu sama lain, adalah hal mustahil. Jadi alih-alih berharap orang lain berubah menjadi seperti kita, maka untuk bisa bersama dalam satu kemasan yang cantik, dua orang yang berbeda harus sama-sama mau bertahan menghadapi tantangan (yang mungkin mengaduk-aduk perasaan), sama-sama berani menurunkan ego, dan sama-sama mempertahankan komunikasi dan kepercayaan.

Are you brave enough for the agitation?

Sekian teori singkat mengenai emulsi. Karena saya anak farmasi, teori dan praktik bikin mayonaise atau body lotion, saya mah udah jago. Tapi kalau teori dan praktik bikin "emulsi" yang lain, masih patut dipertanyakan. Hahaha



* * *







Tidak ada komentar:

Posting Komentar