Luna Lovegood inside. Noda Megumi outside.

Sabtu, 01 Februari 2014

KAMU YANG (tidak lagi) SAYA BENCI

Tidak ada waktu yang layak dibenci
Karena waktu tidak pernah salah
Bahkan Tuhanpun bersumpah atas nama waktu


Kamu,
Banyak orang yang benci kamu. Katanya saat kamu datang, orang-orang terpaksa melepaskan kesenangan mereka. Saat kamu hadir, mereka serasa ditarik paksa dari surga dan diceburkan ke neraka. Mereka ngomong begitu seolah-olah mereka sudah pernah ke neraka atau ke surga.

Kamu,
Banyak orang yang benci kamu. Mereka bilang, kekejaman dunia dimulai ketika kamu muncul. Terutama mereka yang tinggal di kota besar, sangat membencimu. Katanya, mereka terpaksa menghadapi kekejaman bos mereka gara-gara kamu. Mereka terpaksa menempuh macetnya jalan, busuknya udara dan kerasnya kehidupan ketika kamu datang.

Maaf,
Dulu aku seperti mereka. Membencimu sama besarnya. Mengira semua beban hidup ditumpukan di pundakku tiap kamu menyapa. Segala ketakutan akan tumpukan pekerjaan, amarah bos, tuntutan rilis produk dan ketatnya GMP bercampur aduk, lalu aku limpahkan semua kekesalanku padamu. Seolah-olah itu semua salahmu. Seolah aku tidak bertanggung jawab sama sekali atas segala kesialan itu.

Maaf,
Dulu aku seperti mereka. Tapi sekarang tidak lagi.
Pekerjaanku kini lebih banyak. Deadlinepun sering berubah menjadi deathline. Banyak bos yang menuntut banyak hal. Tapi aku tidak lagi menyalahkanmu. Aku belajar menerimamu. Aku belajar mencintaimu.
Dan seperti kata pepatah, jika kita mencintai sesuatu, ia akan balik mencintai kita sama besarnya. Kini aku rasa, kamu telah jauh lebih ramah padaku.
Hidup tetap berat. Tapi aku menjalaninya bersamamu. Hidup kadang sesak. Tapi aku tetap bernafas pada suatu kamu.

Bukankah semua pekerjaan sama melelahkannya? Kita hanya bisa memilih apakah akan menjalani kelelahan yang menyenangkan atau kelelahan yang menyesakkan.
Aku memilih menjalani kelelahan yang menyenangkan. Itu kenapa aku kini tidak lagi membencimu. Karena bertemu denganmu sama artinya dengan bertemu adik-adik itu. Adik-adik yang aku saksikan perubahannya dari waktu ke waktu. Karena dengan mencintai mereka, aku belajar mencintaimu.

Senin,

Aku tidak lagi membencimu. Aku mencintaimu sebagaimana adanya kamu. Karena hanya dengan melaluimu, aku bisa bertemu mereka. Murid-murid kesayanganku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar