Luna Lovegood inside. Noda Megumi outside.

Minggu, 20 November 2016

CEMBURU

Beberapa hari lalu ketika saya ngobrol sama salah satu teman saya di Indonesia, tetiba dia bilang "Kalau lihat foto jalan2 lo, gue jadi mupeng". Dan setelah diingat-ingat, bukan hanya dia saja yang bilang begitu. Beberapa teman yang lain juga pernah bilang "Iri deh lihat lo bisa jalan2 keliling Eropa"
Setiap kali mendengar kalimat ini, saya selalu dihinggapi sebersit rasa bersalah. Andai saya tidak mem-post foto2 jalan2 saya di media sosial, tentu tidak perlu ada orang yang iri.
Meski demikian, sebenarnya saya tidak pernah memasang foto jalan2 di media sosial dengan maksud pamer. Apalagi bermaksud untuk memotivasi orang lain (saya kan bukan Mario Teguh). Saya hanya suka mengabadikan momen-momen dalam hidup saya (karena saya orangnya pelupa).
Tapi kemudian saya menyadari hal lain. Meski saya sendiri sudah jalan-jalan ke beberapa negara di Eropa, saya tetap sering mupeng kalau orang lain memasang foto jalan2 di Jepang dan Korea. Saya masih suka baper melihat orang lain yang bisa jalan2 ke luar negeri tanpa memikirkan biaya perjalanan karena keluarganya berkecukupan (sementara saya baru bisa jalan2 ke luar negeri karena sekolah disini). Saya juga iri pada orang yang pergi ke tempat2 yang juga saya kunjungi, tapi berhasil mengabadikan foto yang jauh lebih cantik. Saya sering merasa minder pada orang-orang yang selalu bisa menulis hal-hal yang bermanfaat (bukan cuma bisa nulis curhatan kayak gini). Saya mupeng lihat foto ibu-ibu yang sedang menggendong anaknya. Saya iri pada orang-orang hebat dan cerdas di sekitar saya, yang selalu bersemangat, berambisi dan memiliki target masa depan yang jelas (sementara saya nggak punya ambisi lain selain jadi ibu rumah tangga). Dan saya selalu cemburu pada orang-orang yang sudah selesai dengan masalah pribadinya dan sibuk berkontribusi kepada masyarakat.

Sawang sinawang. 
Kita memang melihat rumput tetangga selalu lebih indah (karena kita tinggal menikmati keindahannya saja, tanpa pernah bersusah payah merawat rumput tetangga tersebut), sehingga yang kita lihat cuma bagian bahagianya saja. Seindah apapun taman yang kita miliki, kita akan selalu menemukan taman lain yang lebih indah.
Tapi kemudian saya berpikir, apa karena saya iri melihat orang-orang di sekitar saya, lalu mereka tidak berhak memposting foto di media sosial? Apa karena saya cemburu melihat prestasi mereka, lalu mereka tidak boleh melakukan apa2 di media sosial?
Berkaca pada pengalaman saya pribadi, tidak semua orang yang beraktivitas di media sosial bertujuan untuk pamer. Mungkin mereka hanya ingin berkabar, saling berbagi (berbagi resep masakan misalnya) atau saling memotivasi.
Sok banget ya saya menasehati orang lain supaya nggak baper-an. Padahal saya sendiri cemburuan. Mungkin tidak banyak yang tahu, tapi saya adalah orang yang mudah cemburu. Sekali saya menginginkan sesuatu tapi saya tidak/belum bisa mendapatkannya, saya akan cemburu pada orang-orang yang berhasil mendapatkan hal tersebut. Posesif dan pencemburu bukan kombinasi yang bagus kan?

Jadi apa solusinya supaya kita nggak iri melihat postingan orang lain di linimasa media sosial kita? Saya nggak tahu apa solusinya, karena saya sendiri orang yang cemburuan. Tapi seperti kata om Maggy Z "Jangan berlayar kalau kau takut gelombang", maka jangan beraktivitas di media sosial kalau kita takut jadi baperan. KIta tidak bisa mengendalikan orang lain untuk memposting atau tidak memposting sesuatu hanya demi menjaga perasaan kita. Kita sendirilah yang harus mengendalikan hati kita.

Saya pernah baca kata2 gini "Mungkin bukan mereka yang riya'. Mungkin kita yang dengki" Duh, jleb banget

Tidak ada komentar:

Posting Komentar