Luna Lovegood inside. Noda Megumi outside.

Minggu, 20 November 2016

Hold My Hands

Rasanya semua manusia sepakat bahwa semua agama mengajarkan kebaikan dan perdamaian.
Jika demikian, maka jika ada manusia yang berpikir bahwa agama tertentu mengajarkan kebencian dan keburukan, maka mungkin dia bukan manusia.
Jadi jika menurutmu ada agama yang mengajarkan peperangan, bisa jadi:
1. Itu bukan agama yang benar. Dan rasanya kita sudah cukup dewasa dan cerdas untuk tidak lagi tertipu dengan "agama" semacam ini
2. Itu hanya sekelompok orang yang mengatasnamakan agama untuk membenarkan perilaku buruknya. Agama menjadi isu yang diangkat untuk menutupi tujuan sebenarnya dari keburukan itu, yang biasanya justru sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan agama.
Tentunya kita juga sudah cukup banyak nonton film tentang teori konspirasi kan, bahwa agama adalah isu yang paling sensitif sekaligus paling efektif untuk dibahas. Dan kadang saking sibuknya saling menjelekkan agama lain, kita sampai tidak sadar bahwa politikus-politikus di balik tirai sana sedang tertawa-tawa melihat kebodohan kita yang tidak menyadari seberapa besar keuntungan yang mereka peroleh dari munculnya skandal yang mereka ciptakan tersebut
3. Itu hanya perilaku sekelompok orang, yang tentunya tidak bisa digeneralisir sebagai ajaran suatu agama. Hanya karena satu orang tetanggamu suka nyolong jambu di komplek perumahan seberang, kamu ga mau kan kalau dituduh bahwa "anak-anak kampung SITU semuanya adalah pencuri pohon jambu"?
4. Itu hanya orang yang salah memahami agamanya. Hanya karena 1 murid nakal diantara ratusan murid berhasil yang diajar oleh guru yang sama, bukan berarti gurunya yang salah kan?
5. Itu adalah pertahanan diri, atau penegakan kebenaran. Meski kamu pemeluk agama yang taat, tapi kalau ada pencuri masuk ke rumahmu, kamu akan mempertahankan diri dan mencoba melawan pencuri tersebut kan?
Jadi bagaimana kalau sekelompok imigran datang ke negaramu, lalu tiba-tiba mereka mengusir kalian dari negaramu sendiri dan mengklaim bahwa itu adalah negaranya? Apa kamu akan membiarkan "rumah"mu dicuri?
6. Kamu mungkin kebanyakan nonton sinetron Indonesia, makanya jadi ga bisa mikir yang bener. Kamu terbiasa memandang satu hal dari satu sisi saja. Seperti khasnya sinetron Indonesia, tokoh protagonis sangat baik hingga nyaris bodoh, sementara tokoh antagonis sangat jahat sampai setan yang ikut nonton sinetron aja bisa jiper karena kejahatannya dikalahkan oleh si tokoh antagonis.
Padahal di dunia ini, satu hal terjadi sebagai akibat dari banyak hal yang kompleks. Satu hal bisa saja disebabkan oleh banyak faktor yang sinergistik maupun antagonis.
Sakit kepala bukan hanya disebabkan oleh pukulan di kepala kan? Bisa jadi akibat buku tabungan yang saldonya belum berubah meski sudah akhir bulan, plus punya anak kos yang nunggak bayar kos dan artikel ditolak melulu. Dalam kasus ini, ga perlu minum analgesik untuk menghilangkan sakit kepala kan?
Sama dengan melihat satu kejadian, bisa jadi ia disebabkan oleh banyak faktor yang kompleks. Menyimpulkan satu kejadian hanya berdasarkan satu sumber berita sama saja seperti mahasiswa farmasi yang disuruh mengambil tablet oleh ayahnya, lalu dia langsung mengambil tablet obat untuk ayahnya, tanpa bertanya lebih dahulu, padahal ayahnya sebenarnya nyuruh ngambil tablet gadget. Itu mahasiswa farmasi pasti kebanyakan menghapal farmasetika.
Hal ini tidak hanya berlaku dalam soal agama, tapi juga terkait ras, kelas dan golongan.
Jadi cobalah menelaah berita dari banyak sumber dan dari sudut pandang berbeda, jangan terlalu mudah mengeneralisir, dan jangan membuat standar ganda untuk menilai suatu hal.
Sekian. Dan selamat bermalam minggu (bagi yang bukan jomblo, hiks)

Groningen, 15 Nov 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar