Luna Lovegood inside. Noda Megumi outside.

Minggu, 27 November 2016

PERCAYA

Seperti banyak teman kami sudah tahu, saya dan suami adl dua orang yg sgt berbeda, termasuk dalam cara menghabiskan uang. Dia hobi menghabiskan uang untuk gadget. Saya hobi menghabiskan uang untuk makanan dan buku. Tapi diantara banyak perbedaan kami, kami pny cara yg sama untuk menghabiskan waktu bersama: nonton Detective Conan.
Salah satu pasangan yg suka bikin geregetan (selain fakta bhw smp sekarang Conan belum gede2 juga yg bikin geregetan) dr manga itu adl Heiji Hattori n Kazuha Toyama. Heiji dan Kazuha telah bersahabat (atau TTM) sejak selamanya. Mereka saling mengenal sejak mereka bs mengingat sehingga mereka sudah sgt mengenal satu sama lain. Dalam salah satu film, saat sedang membonceng Kazuha dg motornya, sang pelaku kejahatan menyerang Heiji dengan panah, tp panahnya meleset. Setelah itu Heiji balik mengejar pelaku tsb sambil tetap membonceng Kazuha.
Saat adegan itu, saya bilang ke suami "Kalo kamu ngebut kayak Heiji, pasti udah aku pukulin, dan aku minta turun."
Tapi saat itu saya sadar, Kazuha tdk memukuli Heiji dan minta turun dr motor karena Kazuha sudah mengenal Heiji sejak kecil. Kazuha tahu bahwa bagaimanapun Heiji ngebut, Heiji akan tetap memprioritaskan keselamatan Kazuha. Kazuha percaya bahwa Heiji tdk akan mencelakakannya. Kalaupun akhirnya motornya terpaksa menabrak atau jatuh, Kazuha tdk akan menyalahkan Heiji, karena Kazuha percaya bhw Heiji tdk melakukannya dg sengaja.

Ini seperti saya dan Bapak saya. Bapak pny kebiasaan mengendarai motor dg kecepatan 40 km/jam dan sgt sabar di jalanan, nggak suka nyelip2 sembarangan. Saking hati2nya Bapak di jalanan, setelah puluhan tahun dibonceng Bapak, saya bahkan bisa tertidur di motor sambil memeluk Bapak. Saya tdk takut Bapak akan ugal2an di jalanan, dan saya percaya bahwa Bapak akan memprioritaskan keselamatan kami. Oleh karena itu, jika ada masalah saat membonceng motor Bapak, saya tdk menyalahkan Bapak, krn itu pasti terjadi tdk disengaja atau krn terpaksa.
Kepercayaan Kazuha pada Heiji, maupun kepercayaan saya pd Bapak, hny bisa terbentuk oleh pengalaman yg tdk sebentar. Perlu bertahun-tahun untuk mendapatkan kepercayaan sedalam itu.


Dalam hubungan dalam masyarakat juga begitu. Kita perlu mempercayai satu sama lain shg tdk mudah curiga dan dipecah belah. Dan kepercayaan semacam itu hanya bisa terbentuk oleh pengalaman dalam waktu yg lama.
Oleh karena itu, jangan berharap orang lain akan percaya bahwa Islam adalah rahmat bagi semesta kalau kita sbg umat Islam tdk bisa membawa ketenangan bagi sekitar. Kita tdk bisa meminta orang lain percaya bahwa Islam adl agama terbaik kalau kita sbg muslim suka telat kalo janji, suka lupa bayar utang atau tdk profesional dlm bekerja. Orang lain ga akan percaya bahwa Islam adl agama yg benar kalau kita sbg umat muslim hobi share berita dari portal berita abal2 hanya krn isi beritanya mendukung hipotesis kita, atau kita hobi share artikel yg membanggakan kelompok sendiri dan menjelek2kan kelompok lain pdhl beritanya blm tentu benar. Orang lain tdk akan percaya bahwa muslim adl orang2 yg berpikiran luas kalau kita hanya hanya terus mengumbar keburukan seseorang (lalu melupakan semua kebaikan dan prestasinya) padahal awalnya kita tidak suka hanya pada satu keburukannya. Jgn berharap orang lain akan melihat Islam sbg agama yg damai dan penuh kasih sayang (rahmat) kalau mereka melihat kita suka membanding2kan penderitaan masyarakat yg satu dg masyarakat yg lain.
Kalau orang2 di sekitar kita melihat perilaku kita yg santun, bijak dan penuh kasih sayang scr konsisten selama bertahun2 sehingga mereka percaya bahwa kita adl muslim yg baik, maka jika suatu saat kita marah saat melihat keburukan, maka orang lain tidak akan menilai kita "baperan", "sensitif" atau "rasis". Mereka akan paham bahwa kita marah krn melihat keburukan yg terjadi, bukan karena membenci orang, ras atau kelompok tertentu.
Sebelum orang lain percaya bahwa kita adl umat yg baik, mereka akan terus menganggap kita baperan, tidak welas asih dan rasis saat kita memerangi keburukan. Jangan salahkan mereka. Mungkin ini juga salah kita yg tdk bisa membuat mereka percaya.

Keburukan tdk akan berubah mjd baik jika kita memeranginya dg cara yg buruk. Cara yg buruk hanya akan membuat niat baik untuk membenahi dilihat sebagai perusakan.


Jadi kapan saya bisa tidur di atas motor yg dikendarai suami saya, spt saya bs tidur saat membonceng motor Bapak?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar